Rabu 11 Dec 2019 05:51 WIB

Penyakit Kronis Mengintai Para Pekerja

Menurut penelitian akademis, penyakit kronis tak bisa dibiarkan begitu saja.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah
Nyeri pada punggung, leher, pergelangan tangan atau neuropatik, linu panggul, dan sindrom kaki gelisah dikenal sebagai penyakit yang biasa timbul sebagai dampak saat beraktivitas di tempat kerja (Ilustrasi)
Foto: Pixabay
Nyeri pada punggung, leher, pergelangan tangan atau neuropatik, linu panggul, dan sindrom kaki gelisah dikenal sebagai penyakit yang biasa timbul sebagai dampak saat beraktivitas di tempat kerja (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nyeri pada punggung, leher, pergelangan tangan atau neuropatik, linu panggul, dan sindrom kaki gelisah dikenal sebagai penyakit yang biasa timbul sebagai dampak saat beraktivitas di tempat kerja. Namun, menurut penelitian akademis, penyakit-penyakit kronis ini tak bisa dibiarkan begitu saja.

Apabila didiamkan, penyakit tersebut dapat menyebabkan kecacatan, dan perubahan besar dalam kualitas hidup seseorang dalam jangka panjang. Dilansir di laman The Conversation, Selasa, (10/12), menurut riset dari Ketua Kesehatan dan Kinerja di Tempat Kerja, Apicil, di EM Lyon Business School, nyeri didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial.

Baca Juga

"Nyeri itu menjadi kronisketika berlangsung melebihi durasi yang biasa dari masalah kesehatan yang mendasari. Nyeri permanen dan berulang dikatakan kronis ketika berlangsung lebih dari tiga bulan," ujar Apicil.

Menurut risetnya di Prancis, setidaknya 31,7 persen populasi penduduk menderita rasa sakit seperti itu. Prevalensinya sendiri lebih tinggi didominasi oleh wanita yaitu sebanyak 35 persen. Profilnya, juga bervariasi tergantung pada status profesional, yakni 20,4 persen adalah manajer, 29,5 persen adalah pekerja, dan hingga 52 persen pada orang di atas 75 tahun.

Karyawan dengan nyeri kronis memiliki modal kesehatan yang lebih buruk, sehingga kesehatan fisik, kesejahteraan subjektif dan kesehatan mental mereka berkurang. Konsekuensi pada kinerja sangat banyak dan signifikan.

Mereka yang menderita sakit kronis, kemudian kurang dilibatkan di tempat kerja. Artinya, mereka memiliki modal kesehatan yang lebih buruk, dan cenderung rentan terhadap ketidakadilan yang lebih besar.

Karyawan ini mengalami energi rendah dan kurang berkomitmen di tempat kerja. Energi tidak cukup untuk mendukung perubahan organisasi dan mempertahankan perilaku kerja sama secara teratur.

Selain itu, mereka merasa diperlakukan tidak adil oleh atasan mereka dan pada umumnya memiliki persepsi yang lebih negatif terhadap manajemen mereka. Mereka juga mengatakan mereka lebih rentan terhadap risiko fisik dan emosional.

Nyeri kronis adalah taruhan utama untuk kesehatan dan kinerja di tempat kerja. Meskipun satu dari tiga orang di Prancis menderita sakit kronis, hanya 400 ribu yang mencari perawatan khusus dalam struktur medis dengan kemampuan manajemen nyeri kronis khusus.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement