Ahad 08 Dec 2019 13:26 WIB

Yogyakarta akan Uji Coba Paket Tur Kampung Wisata

Paket tur kampung wisata bertujuan mengembangkan kampung wisata di Yogyakarta

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Perajin perak di Kotagede, Yogyakarta. Paket tur kampung wisata bertujuan mengembangkan kampung wisata di Yogyakarta. Ilustrasi.
Foto: Antara
Perajin perak di Kotagede, Yogyakarta. Paket tur kampung wisata bertujuan mengembangkan kampung wisata di Yogyakarta. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta akan melakukan uji coba paket tur yang memasukkan kampung wisata. Paket tur ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengembangkan kampung wisata di Yogyakarta.

“Kami bersama Asita (Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies) akan mencoba mengenalkan paket wisata yang memasukkan kampung wisata sebagai salah satu tujuan yang dikunjungi,” kata Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Yetty Martanti di Yogyakarta, Ahad (8/12).

Baca Juga

Menurut Yetty, upaya untuk memperkenalkan dan mengembangkan kampung wisata di Kota Yogyakarta harus dilakukan dengan cara kolaborasi. Dengan demikian wisatawan pun mengenal adanya wisata yang menawarkan minat khusus yang bisa dinikmati di Kota Gudeg.

Dalam uji coba tersebut akan ada lima kampung wisata yang dimasukkan dalam paket wisata. Di antaranya kampung wisata yang berada di Kotagede dan di sekitar Keraton Yogyakarta.

Wisatawan bisa menikmati suasana unik yang ditawarkan setiap kampung wisata dengan berbagai cara. Mulai dari sekadar berjalan kaki menikmati kampung atau bersepeda menjelajah kampung dan berinteraksi dengan penduduk.

“Wisata yang ditawarkan kampung wisata adalah ‘living culture’ yaitu bagaimana kehidupan bermasyarakat atau kehidupan sosial budaya yang terbangun di kampung tersebut,” katanya.

Yetty menyebut kehidupan sosial budaya masyarakat menjadi kekuatan wisata di Kota Yogyakarta yang tidak akan ditemukan di tempat lain. “Banyak atraksi wisata yang sebenarnya tidak perlu diada-adakan. Kehidupan sosial budaya masyarakat juga bisa menjadi atraksi yang menarik,” jelas Yetty.

Meskipun demikian, wisatawan yang berkunjung juga harus bisa merasakan interaksi dengan warga untuk memperoleh pengalaman yang berharga. Di antaranya melihat atau justru ikut melakukan kegiatan yang biasa dilakukan warga misalnya membuat batik jumputan.

“Selain memperoleh pengalaman membuat batik sendiri, wisatawan pun akan memahami mengapa harga batik atau barang kerajinan lain cukup mahal,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Maryustion Tonang mengatakan salah satu kendala dalam pengembangan kampung wisata terletak pada aspek manajemen dan lembaga pengelolanya.

“Ini yang perlu ditangani. Beda dengan desa wisata di kabupaten lain yang mampu berkembang karena masyarakatnya memang fokus sepenuhnya di manajemen desa wisata,” katanya.

Di Kota Yogyakarta terdapat 17 kampung wisata. Sejak tahun lalu Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta melakukan akreditasi terhadap seluruh kampung wisata sehingga bisa memberikan pembinaan yang tepat untuk pengembangan kampung wisata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement