Kamis 05 Dec 2019 08:24 WIB

Diabetesi dan Pradiabetes Harus Miliki Strategi Olahraga

Diabetesi, pradiabetes harus memiliki strategi olahraga, tak cukup peregangan saja.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Bersepeda. Diabetes dan pradiabetes perlu menjalankan strategi olahraga yang tepat untuk mengendalikan kadar gula darahnya.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Bersepeda. Diabetes dan pradiabetes perlu menjalankan strategi olahraga yang tepat untuk mengendalikan kadar gula darahnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivitas fisik atau olahraga dapat membantu pengidap diabetes dan prediabetes mengelola kadar gula darahnya. Akan tetapi, mereka juga perlu mengetahui cara memilih dan melakukan olahraga yang tepat agar manfaat yang didapatkan menjadi lebih optimal.

"Kalau diabetes dan pradiabetes, hanya senam peregangan saja tidak cukup," ungkap spesialis kedokteran olahraga dr Rachmad Wishnu Hidayat SpKO dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (Perdoki) dalam kegiatan Cities Changing Diabetes (CCD) di Universitas Yarsi berasama Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Novo Nordisk Indonesia, Jakarta.

Wishnu mengatakan. senam peregangan lebih bermanfaat untuk mengatasi keluhan otot. Misalnya, nyeri pada punggung bagian bawah atau otot-otot di sekitar leher.

"(Untuk diabetes dan pradiabetes) sifatnya harus lebih aktif," tutur Wishnu.

Gerak tubuh yang dianjurkan untuk mengendalikan kadar gula darah adalah olahraga berintensitas sedang yang dilakukan minimal 30 menit per hari. Jenis olahraga yang bisa dilakukan sangat beragam, mulai dari senam aerobik, jalan cepat, serta bersepeda.

Berdasarkan penelitian, olahraga tersebut bisa dilakukan dalam durasi yang pendek selama beberapa kali dalam sehari hingga akumulasi durasi olahraga menjadi 30 menit dalam sehari. Sebagai contoh, olahraga dilakukan di pagi hari selama 10 menit, di siang hari selama 10 menit, dan di sore atau malam hari selama 10 menit.

"Itu juga bisa mengendalikan gula darah," ujar Wishnu.

Wishnu menganjurkan agar kebiasaan berolahraga secara rutin dilakukan, khususnya oleh generasi muda. Apalagi, saat ini kasus diabetes semakin banyak ditemukan pada kelompok usia yang lebih muda, di bawah 40 tahun.

Selain menjalani olahraga secara rutin, Wishnu juga menganjurkan agar generasi muda lebih memerhatikan pengaturan pola makan atau diet yang dijalani sehari-hari. Pengaturan pola makan yang tidak terkontrol dapat memicu terjadinya kegemukan dan obesitas.

"Obesitas dan diabetes itu kayak dua sisi mata uang," jelas Wishnu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement