REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DKI Jakarta menjadi provinsi dengan pengidap diabetes mellitus paling banyak di Indonesia. Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr Dwi Oktavia Handayani, MEpid.
Data terbaru Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan angka prevalensi nasional diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter pada usia diatas 15 tahun adalah dua persen dan angka prevalensi di Provinsi DKI Jakarta adalah 3,4 persen. Riskesdas 2018 juga menunjukkan 33,5 persen masyarakat Indonesia usia di atas 10 tahun tergolong kurang aktivitas fisik, dengan proporsi penyumbang tertinggi adalah DKI Jakarta sebanyak 47,8 persen.
Dwi menjelaskan, diabetes mellitus sekarang menjadi penyakit primadona di Jakarta. Sekitar 10 atau 20 tahun lalu, penyakit menularlah yang paling banyak terjadi. Kini, penyakit tidak menular juga menjadi primadona.
"Penyebab kematian Jakarta bergeser jadi penyakit tidak menular," ujarnya.
Menurut Dwi, kunjungan tertinggi ke fasilitas kesehatan juga karena penyakit tidak menulardan diabetes mellitus menjadi salah satunya. Ia menjelaskan, kemudahan membuat orang Jakarta terkondisikan bergaya hidup tidak aktif hingga rentan terkena kencing manis.
"Ini terjadi karena semua orang datang ke Jakarta. Gaya hidup berubah jadi tidak aktif. Tinggal klik, semua yang diinginkan datang," jelasnya.
Dwi mengungkapkan, generasi muda Jakarta 20 persen tidak cukup olahraga. Selain itu, 20 persen tidak cukup makan sayur dan buah.
Bukan hanya itu, Dwi mengatakan bahwa sebanyak 30 persen warga Jakarta mengalami obesitas sentral dan obesitas. Kondisi itu diperburuk dengan angka perokok di Jakarta, baik laki-laki maupun perempuan, yang mencapai tujuh persen.
Oleh karena itu, Dinas Kesehatan mendukung kampanye #LindungiKeluargadariDiabetes dengan menggerakkan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu), yaitu upaya kesehatan berbasis masyarakat untuk mendeteksi secara dini faktor risiko penyakit tidak menular, termasuk diabetes. Adapun pemeriksaan yang dilakukan di Posbindu adalah pemeriksaan tinggi badan, berat badan, lingkar perut, tekanan darah, dan kadar gula darah.
"Kami berharap kampanye ini membantu menemukan penyandang diabetes yang belum menyadari jika terkena diabetes dan tentunya memberikan edukasi CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres,” ujar Dwi.