Selasa 03 Dec 2019 00:07 WIB

Sheryl Sheinafia Tolak Disebut Aktivis Lingkungan

Sheryl Sheinafia hanya berusaha melakukan yang terbaik bagi lingkungan.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Indira Rezkisari
Sheryl Sheinafia
Foto: Republika/Dwina Agustin
Sheryl Sheinafia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Sheryl Sheinafia memiliki kepedulian khusus terhadap pelestarian lingkungan. Selama 1,5 tahun, dia melakukan berbagai hal sebagai aksi nyata untuk peduli dengan lingkungan.

Akan tetapi, dia enggan bila harus disebut atau dilabel aktivis. “Aku pikir, aku selama ini sudah menjadi ‘aktivis’ itu. Dan kayanya itu tidak perlu dititelkan, atau seperti ada orang yang kasih titel itu ke kita,” ungkap Sheryl dalam jumpa pers di wilayah Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Menurutnya, ‘aktivis’ sendiri memiliki kata dasar ‘aktif’. Artinya, semua orang sebagai masyarakat harus lebih aktif atau bahkan pro aktif terhadap kejadian-kejadian di sekitar.

Penyanyi yang berusia 23 tahun pada 4 Desember itu merasa dia adalah rakyat Indonesia yang harus berkontribusi kepada negara. Jika isu mengenai pelestarian lingkungan sudah menjadi isu yang diusung negara, kata dia, maka dia akan terus aktif menyuarakan isu ini.

“Kita tidak bisa berharap dengan adanya kolaborasi ini, lalu langsung satu Indonesia untuk menjauhkan plastik. Coba pelan-pelan saja, mungkin langkah pertamanya sekarang buat aku adalah melalui lagu ini,” jelas dia.

Dia sendiri mengubah gaya hidupnya untuk menjadi lebih ramah lingkungan setelah dia beberapa kali membeli minuman kopi yang diberi sedotan. Padahal, dia sudah mencoba berkomitmen untuk tak menggunakan sedotan plastik sekali pakai.

Padahal, kata dia, Sheryl tak masalah bila harus meminum dari gelasnya sendiri. Dia pun mengembalikannya kepada pihak toko, namun sayangnya toko malah memberikannya kembali.

“Kalau mau beli kopi, selalu ada sedotan. Bahkan sampai dua sampai tiga. Saya pernah tanya kenapa memberi dua sampai tiga sedotan, dan jawabannya, sisa sedotannya bisa digunakan kalau sedotan pertama jatuh,” kata Sheryl.

Sheryl mengatakan, hal itu tak efisien. Setelah itu, dia pun selalu menolak untuk menggunakan sedotan plastik yang sekali pakai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement