Kamis 28 Nov 2019 20:52 WIB

ROAR GAMA 4.0 Hadirkan Kolaborasi Musik Gamelan dan Modern

Konser ini sebagai momentum kebangkitan musik Nusantara

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Hiru Muhammad
ROAR GAMA 4.0 akan mengolaborasikan alat musik tradisional gamelan dengan musik kekinian.
Foto: Republika/Adysha Citra Ramadani
ROAR GAMA 4.0 akan mengolaborasikan alat musik tradisional gamelan dengan musik kekinian.

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Tidak lama lagi, Universitas Gajah Mada (UGM) akan menghadirkan pagelaran musik Rhapsody of the Archipelago: Gamelan 4.0 (ROAR GAMA 4.0) pada 30 November 2019. Pagelaran musik unik ini merupakan kolaborasi alat musik tradisional gamelan dengan musik modern.

"Ini bersamaan dengan Dies UGM ke-70 dan Fisipol UGM ke-64," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM Erwan Agus Purwanto dalam konferensi pers ROAR GAMA 4.0 di Rumah Kagama, Rabu (27/11).

rwan mengatakan ide 'mengawinkan' gamelan dengan musik moderen ini berasal dari tumbuhnya kecintaan mahasiswa di Fisipol dan UGM secara umum terhadap gamelan. Sejak tiga tahun terakhir, sejumlah mahasiswa UGM mulai berlatih gamelan. Gamelan ini tak hanya diminati para siswa yang sudah mahir memainkan alat musik gamelan, tetapi juga oleh mahasiswa yang awam terhadap alat musik tersebut.

"Karena ada kecintaan terhadap itu, kami ingin mengadakan konser ini sebagai momentum kebangkitan musik Nusantara," tutur Erwan. Diharapkan anak muda kian menyukai seni tradisional gamelan. Bahkan gamelan dapat diperkenalkan ke dunia dan melakukan digitalisasi terhadap gamelan sehingga bisa lebih mudah dimainkan masyarakat luas dan dikolaborasikan dengan musik lain.

Ketua Kagama Ganjar Pranowo menilai sebagian orang mungkin menganggap gamelan hanya boleh dimainkan secara konvensional dan sesuai dengan pakem yang ada. Namun, Ganjar menilai upaya dan kreativitas generasi muda dalam melakukan inovasi untuk melestarikan dan mempromosikan musik tradisional juga sebaiknya tidak dibatasi.

Ganjar juga mengapresiasi langkah UGM untuk menggelar pagelaran musik yang menonjolkan musik tradisional khas Indonesia. Ganjar berharap langkah yang dilakukan  UGM ini juga bisa menular ke perguruan tinggi lain. "Musik modern dikawinkan dengan kesenian tradisional pasti menari. Ayo tonton," kata Ganjar.

Salah satu mitra kreatif UGM dalam ROAR GAMA 4.0 sekaligus penghulu komunitas Gayam16 Ari Wulu mengatakan pagelaran musik ini bertujuan untuk mempertemukan generasi muda dengan kebudayaan Nusantara.

Gamelan dipilih karena merupakan salah satu simbol penting di dalam ranah religi, kultural, hiburan hingga pengembangan di pulau Jawa. "Di budaya Jawa, gamelan ini telah menjadi spirit, bukan sekedar instrumen musik," kata Ari.

Ketua Panitia ROAR GAMA 4.0 Najib Azca mengatakan ROAR GAMA 4.0 akan menjadi pagelaran musik tahunan yang diselenggarakan UGM. Di tahun-tahun berikutnya, ROAR GAMA 4.0 juga akan lebih mengeksplorasi berbagai musik tradisional lain selain gamelan untuk ditampilkan. "ROAR GAMA 4.0 ini buah dari kegelisahan kami mengenai belum adanya sebuah festival musik berbasis musik tradisional yang mampu berdialog dengan teknologi dan moderenitas," tutur Najib.

ROAR GAMA 4.0 akan digelar di Lapangan Graha Sabha Pramana pada 30 November 2019 mulai jam 19.00 WIB sapai 23.00 WIB. Pagelaran musik ini akan ditampilkan sebagai sebuah repertoar utuh berdurasi 2,5 jam tanpa henti. ROAR GAMA 4.0 juga akan melibatkan berbagai elemen seni mulai dari musik, tari hingga multimedia. Pagelaran ini akan melibatkan sekitar 100 pengrawit, 100 penari dan beberapa grup musik kekinian.

Beberapa artis dan musisis yang akan tampil dalam ROAR GAMA 4.0 adalah Letto, FSTVLST, Tashoora, Mantra Vultura dan OM New Pallapa feat. Brodin. Pagelaran musik ini juga menggandeng Ishari Sahida alias Ari Wulu dan Sabrang Mowo Damar Panuluh alias Noe 'Letto' sebagai mitra kreatif untuk mewujudkan perhelatan kolosal gamelan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement