SUMUR BANDUNG, AYOBANDUNG.COM -- Acara bazaar kebudayaan dan pasar rakyat West Java Festival 2019 yang digelar pada November lalu berhasil menggaet antusiasme masyarakat. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Dedi Taufik mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun, sebanyak 78 ribu pengunjung memadati area Gedung Sate Bandung selama tiga hari pelaksanaan acara.
Ia mengatakan, berkaca dari hal tersebut, pihaknya akan kembali melaksanakan West Java Festival tahun depan dengan konsep yang lebih matang. Kunjungan masyarakat pun ditargetkan meningkat.
"Kalau kemarin bisa tembus 78 ribu, tahun depan kemungkinan bisa sampai 100 ribu pengunjung," ungkapnya ketika ditemui Ayobandung.com di kantor Disparbud Jabar belum lama ini.
Menurutnya, dengan renovasi dan pemugaran kawasan Gedung Sate, acara yang rencananya akan kembali digelar di salah satu ikon terbesar Kota Bandung tersebut dapat terselenggara dengan lebih menarik. Pasalnya, akan ada area baru berupa selasar hingga panggung festival yang akan dibuka di Gedung Sate.
AYO BACA : Disparbud Targetkan Transaksi hingga Rp5 Miliar di West Java Festival
"Nanti akan ada wajah baru Gedung Sate sehingga keindahannya akan lebih nampak dan terasa, akan ada angle baru yang bisa dinikmati masyarakat," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran Disparbud Jabar, Iwan Darmawan mengatakan, terdapat sejumlah evaluasi yang akan ditingkatkan di gelaran WJF tahun depan. Misalnya, pemilihan tenant yang akan berjualan akan dikurasi dengan lebih seksama menyesuaikan dengan tema yang diangkat.
"Kemarin kan agar ramai jadi semua kita terima. Nanti akan dikompetisikan, jadi tidak semua tenant dan penampil bisa masuk. Harus berjuang dari tingkat paling bawah," ungkap Idar, sapaan akrabnya.
Salah satunya adalah agar komposisi produk yang mengedepankan kebudayaan daerah terutama Jawa Barat lebih terasa. Dirinya mencontohkan, tahun ini produk kuliner yang membawa tema tradisional hanya 30%. Sisanya tidak memiliki tema khusus.
Padahal, dia mengatakan, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil berkeinginan untuk dapat memasarkan makanan tradisional agar dapat 'go international', terutama makanan khas Jawa Barat.
AYO BACA : 44.000 Orang Akan Hadiri West Java Festival 2019
"Sehingga nanti bidang kebudayaan akan melakukan kurasi agar lebih banyak makanan tradisi yang kemasannya dimodernisasi untuk berjualan di WJF," ungkapnya.
Di samping itu, Idar menyebutkan, pihaknya juga banyak mendapat masukan agar konsep kawasan negara-negara luar seperti Belanda, Korea dan Timur Tengah dapat dimaksimalkan. Tahun ini, konsep kawasan tersebut dinilai belum memiliki sinkronisasi dengan para tenant yang berjualan di dalamnya.
"Nanti di setiap kawasan negara itu akan ada representasi negara masing-masing yang membuka stand. Kuliner dan komunitas yang berhubungan dengan negara tersebut juga akan ditampilkan," paparnya. Sejauh ini, Idar menyebutkan terdapat beberapa negara termasuk sekretariat ASEAN yang meminta untuk turut berpartisipasi pada WJF 2020.
Bila WJF tahun ini diselenggarakan selama tiga hari, tahun depan gelaran ini akan berlangsung selama satu minggu. Namun, empat hari sebelumnya akan diselenggarakan dengan konsep pra-event di tempat terpisah.
Idar juga menyebutkan pihaknya akan lebih mempersiapkan aspek kepadatan lalulintas yang terjadi selama penyelenggaraan acara berlangsung. Rekayasa lalulintas sebelum acara dimulai dinilai perlu untuk dilakukan.
"Lalu lintas tahun ini dengan dua tahun lalu berbeda. Sudah lebih padat. Jadi nanti akan dilakukan rekayasa terlebih dahulu," jelasnya. Adapun WJF 2020 rencananya akan diselenggarakan pada 23-30 Agustus.
AYO BACA : Karnaval Budaya Meriahkan West Java Festival Hari Kedua