REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas teater Jakarta Youth for Performing Arts (JYPA) segera menggelar drama musikal bertajuk "Carrie: The Musical". Pertunjukan akan berlangsung di Gedung Kesenian Jakarta pada 17-18 January 2020.
Lewat pertunjukan itu, JYPA bertujuan menyebarkan kesadaran mengenai isu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan penanganannya di Indonesia. JYPA menyoroti keberanian dan ketabahan korban KDRT.
"Carrie: The Musical" mengadaptasi novel berjudul Carrie karya Stephen King. Drama menceritakan tentang Carrie White (Cesila Fischer), gadis muda yang mendapat kekerasan verbal dan fisik dari ibunya, Margaret White (Gabriella Sally).
Margaret adalah korban KDRT dari mendiang suami dan berimbas pada cara dia mengasuh putrinya. Sepanjang cerita, Carrie mengalami banyak penderitaan, termasuk perisakan dari kawan-kawannya di sekolah.
Musik dan lirik "Carrie: The Musical" digarap oleh Michael Gord dan Dean Pitchford. Tim kreatif JYPA antara lain Shaumozza Hendrarso (produser dan pemeran), Aqsa Suryana dan Aisha Servia (sutradara), Pazia Faisal (pengarah musik), dan masih banyak lagi.
Drama musikal melibatkan lebih dari 20 pemain yang berakting, melakukan koreografi tari, dan bernyanyi. Tim koreografer Mohammed Harmoun, Ashira Deendra, dan Givanya Gianda, fokus membangun emosi dan perasaan Carrie lewat gerakan-gerakan di panggung.
Sutradara Aisha Servia mengatakan, drama musikal arahannya bersama Aqsa berusaha menggambarkan dampak besar KDRT terhadap hidup seseorang. Musikal juga menunjukkan bagaimana korban KDRT dapat memulai proses penyembuhan.
Menurut Aisha, kisah Carrie sangat menghangatkan hati. Meskipun sosok Carrie sering digambarkan sebagai penjahat, sebenarnya dia dan sang ibunda adalah korban. Kisah mereka berdua sangat kompleks, termasuk kekerasan yang mereka alami dan lakukan.
"Saya tahu ada banyak orang di sekitar kita yang mengalaminya, dan mungkin merasa belum siap atau belum nyaman untuk menceritakan kisah mereka. Saya berharap produksi kami dapat mengingatkan bahwa mereka tidak sendirian," kata Aisha lewat pernyataan resminya.
JYPA juga berkolaborasi dengan Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH APIK) Jakarta. Lembaga itu mendukung JYPA yang menyoroti isu KDRT serta mengupayakan advokasi untuk kesadaran atas isu tersebut lewat seni pertunjukan.