Jumat 22 Nov 2019 09:56 WIB

Angkie Yudistia, Teman Tuli yang Jadi Jubir Presiden

Teman tuli Angkie Yudistia dipercaya Presiden Jokowi menjadi staf khususnya.

CEO Thisable Enterprise, Angkie Yudistia
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
CEO Thisable Enterprise, Angkie Yudistia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angke Yudistia bukanlah orang baru di dunia sociopreneur. Perjuangan teman tuli yang satu ini untuk menjadi orang berdaya membuat Presiden Joko Widodo terkesan.

Angkie pun didapuk sebagai jubir presiden bidang sosial bersama enam staf khusus presiden lainnya yang berasal dari kalangan milenial pada Kamis (21/11). Perempuan berusia 32 tahun itu memang punya latar belakang pendidikan dan pengalaman yang sangat mendukung untuk posisi tersebut.

Baca Juga

Angkie merupakan alumnus Fakultas Komunikasi di London School of Public Relations Jakarta. Di kampus ini, pula perempuan kelahiran Medan, 5 Mei 1987 itu meraih gelar masternya pada 2010.

Gemar menulis, Angkie sudah punya tiga buku. Putri pasangan Hadi Sanjoto dan Indiarty Kaharman ini menerbitkan "Perempuan Tunarungu Menembus Batas" (2011), "Setinggi Langit" (2013), dan buku terbaru, "Become Rich as Sociopreneur", terbit pada 2019.

"Angkie Yudistia, usia 32 tahun adalah anak muda penyandang disabilitas yang aktif bergerak di sociopreneur," kata Presiden Jokowi ketika mengumumkan dan mengenalkan tujuh Staf Khusus Presiden yang baru di Istana Merdeka Jakarta, Kamis.

photo
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) bersama staf khusus yang baru dari kalangan milenial (kiri ke kanan) CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, Peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma'ruf ketika diperkenalkan di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019).

Terlahir dengan kondisi normal, pendengaran Angkie mulai menghilang saat perempuan berhijab itu menginjak usia 10 tahun. Diduga hal tersebut terjadi tak lepas dari "kesalahan" penggunaan obat-obatan saat dia terserang beberapa penyakit, termasuk malaria.

Kejadian itu sempat membuat Angkie terpukul dan merasa tidak percaya diri untuk beberapa waktu. Namun, dukungan yang kuat dari keluarga dan orang-orang terdekat, terutama sang ibunda, secara perlahan berhasil membangkitkan alumnus SMA Negeri 2 Bogor, Jawa Barat itu dari keterpurukan.

Pada 2008, Angkie yang menggunakan alat bantu pendengaran mengikuti ajang Abang None Jakarta dan terpilih sebagai salah satu finalis dari daerah pemilihan Jakarta Barat. Masih di tahun yang sama, dia juga sukses menyabet penghargaan sebagai The Most Fearless Female Cosmopolitan 2008.

Pada 2011, perempuan yang aktif berkegiatan di Yayasan Tunarungu Sehjira sejak 2009 itu kemudian mendirikan sebuah perusahaan bernama Thisable Enterprise. Sebelumnya, Angkie pernah bekerja di beberapa perusahaan besar seperti IBM Indonesia dan Geo Link Nusantara.

Angkie mendirikan Thisable Enterprise dengan tujuan untuk memberdayakan kelompok disabilitas Indonesia agar memiliki kemampuan, keterampilan, dan menyalurkannya ke dunia kerja, terutama dalam industri ekonomi kreatif. Menurut dia, saat ini kelompok disabilitas masih kesulitan dalam memperoleh pekerjaan.

Angkie berharap lewat keberadaan Thisable Enterprise, kalangan disabilitas mampu bersaing dalam dunia kerja sehingga perekonomian mereka dapat terangkat dengan baik.

"Aku tahu sulitnya mendapatkan pekerjaan. Mengerti rasanya dengan bagaimana harus bertahan hidup di antara sulitnya akses menjadi minoritas. Tapi aku berusaha untuk selalu percaya bahwa setiap disabilitas memiliki peran masing-masing dalam pengembangan. Diakui menjadi warga yang setara adalah impian setiap disabilitas dan aku berusaha untuk menjadikan itu nyata," tutur Angkie dalam sebuah wawancara.

Berkembang

Thisable Enterprise kini telah berkembang menjadi sebuah grup yang membawahi Thisable foundation, Thisable Recruitment, serta Thisable Digital. Melalui perusahaan-perusahaan tersebut, Angkie menyediakan pelatihan bagi SDM disabilitas agar dapat bekerja secara vokasional dan profesional.

Pada 2017 lalu, perusahaan tersebut menggandeng Go-Jek sebagai mitra bisnis, di mana para penyandang disabilitas di bawah naungan Thisable Enterprise disalurkan untuk menjadi tenaga pekerja pada sejumlah layanan Go-Jek, seperti Go-Massage, Go-Clean, Go-auto, maupun Go-Glam, disesuaikan dengan kemampuan masing-masing disabilitas.

Thisable Enterprise juga diketahui mengeluarkan sejumlah produk retail, khususnya di bidang perawatan tubuh, seperti sabun dan kosmetik kecantikan. Perempuan yang pada 2019 berhasil memperoleh penghargaan Asia's Top Outstanding Women Marketeer of The Year dari Asia Marketing Federation itu mengaku bersyukur atas kesempatan yang diberikan Presiden Jokowi terhadap dirinya menjadi salah satu anggota staf khusus [residen.

Dia bertekad tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut dengan sepenuh hati membantu Presiden mewujudkan misi menuju Indonesia inklusif yang lebih ramah disabilitas.

"Sudah waktunya disabilitas bukan kelompok minoritas, tetapi kami dianggap setara," ucap Angkie serayameminta dukungan dan doa dari segenap masyarakat Indonesia agar dirinya mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab tersebut dengan sebaik-baiknya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement