Rabu 20 Nov 2019 21:40 WIB

Jadi Pusat Fashion Muslim Dunia, Indonesia Butuh Lari Cepat

Langkah Indonesia menjadi pusat fashion Muslim dunia dinilai masih lambat. ,

Rep: Iit Septiyaningsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Model saat memeragakan busana saat Muslim Fashion Festival 2019 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (3/5).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Model saat memeragakan busana saat Muslim Fashion Festival 2019 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (3/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian menargetkan Indonesia menjadi pusat fashion Muslim dunia pada 2020. Sejumlah program dilakukan baik oleh pemerintah maupun industri, demi mencapai target tersebut. Hanya saja, pendiri perusahaan hijab Elzatta Elidawati Alioemar menilai, langkahnya masih lambat.

"Target itu sudah kita canangkan 10 tahun lalu sekitar 2008 bersama beberapa pelaku industri, sayangnya secara stepping masih terserak-serak. Kita doain aja," ujar dia kepada Republika saat menghadiri Anugerah Syariah Republika 2019, Selasa, (19/11).

Meski begitu, ia tidak mau pesimistis. Menurut Elidawati dengan adanya berbagai lembaga seperti Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), dan sebagainya, ekonomi syariah khususnya fashion Muslim bisa didukung.

"Ditambah fokus Bank Indonesia (BI) terhadap ekonomi syariah, semoga Indonesia bisa lari cepat. Menjadi sesuatu yang besar terpusat dan semuanya ada di sini," tuturnya.

Baginya, acara-acara besar syariah terutama terkait fashion Muslim harus banyak diadakan. Tujuannya, mendatangkan banyak orang dari mancanegara datang ke Tanah Air dan melihatnya.

"Kemarin ada ISEF (Indonesia Sharia Economic Festival), tapi itu pertama kali di Jakarta. Jadi semoga tahun depan bisa dibuat acara lebih besar," harap Elidawati.

Ia mengatakan, potensi industri fashion Muslim di Indonesia sangat besar. Alasannya, penduduk Muslim di dunia khususnya di Tanah Air merupakan mayoritas.

"Potensi secara angka, saya nggak paham, tapi penduduknya banyak Muslim. Jadi ini harus benar-benar jadi sesuatu agar orang Indonesia membuat ada yang bisa dibanggain," katanya.

Peluang pasar produk fashion muslim terus mengalami peningkatan. The State of Global Islamic Economic Report menyatakan, konsumsi fashion muslim dunia mencapai 270 miliar dolar AS dan pada tahun 2022 diproyeksikan naik menjadi 373 miliar dolar AS.

Sementara untuk pasar domestik, Kementerian Perindustrian menyebutkan, konsumsi produk fashion Muslim mencapai 20 miliar dolar AS. Dengan laju pertumbuhan rata-rata 18,2 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement