REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Grup musik Jepang Arashi ingin memaksimalkan penggunaan media sosial agar bisa lebih dekat dengan penggemar. Kelompok yang sudah berkarier selama 20 tahun itu baru-baru ini menggelar tur "Jet Storm" untuk sosialisasi akun media sosial.
Kelima anggota Arashi, yakni Satoshi Ohno, Sho Sakurai, Masaki Aiba, Kazunari Ninomiya, dan Jun Matsumoto menyambangi kota besar di empat negara. Selama dua hari (10/11-11/11), mereka singgah di Jakarta, Singapura, Bangkok, dan Taipei.
Mereka menempuh 39 jam waktu penerbangan dengan total jarak tempuh 12.982 kilometer. Selama tur "Jet Storm", Arashi berjumpa penggemar dan awak media, sambil mengumumkan kehadiran lima akun media sosial resmi di Instagram, Twitter, Facebook, TikTok, dan Weibo.
Lewat pernyataan resminya, Arashi mengaku senang karena tur tersebut menjadi kesempatan berterima kasih atas dukungan penggemar di Asia. Sejak debut pada 1999, grup yang baru merilis lagu "Turning Up" ini sudah menelurkan belasan album studio.
Tur singkat di keempat negara mendapat sambutan antusias. Ada sekitar 700 penggemar di Jakarta, 1.000 penggemar di Singapura, 2.000 di Bangkok, dan 1.500 di Taipei yang menanti kehadiran idolanya. Arashi terakhir kali menggelar tur "Jet Storm" pada 2006.
"Kami belum pernah memiliki kesempatan untuk mengunjungi negara-negara Asia ini sebelumnya. Saya senang kali ini kami dapat bertemu semua orang dengan cara ini. Mari kita lakukan banyak hal menyenangkan melalui media sosial," kata Ohno, salah satu personel.
Anggota lain, Sho Sakurai, juga menyampaikan kesan serupa. Dia cukup terkejut karena Arashi yang lebih aktif di Jepang menerima begitu banyak dukungan dari penggemar di luar Jepang. Dia yakin media sosial bisa semakin mendekatkan Arashi dan penggemar.
"Saya pikir penggemar luar negeri akan merasa lebih dekat dengan kami daripada sebelumnya. Meskipun jarak kami sangat jauh, kami ingin memberikan berbagai konten sehingga penggemar dapat merasa bahwa kami terhubung bahkan di seberang lautan," kata Sakurai.
Ikuti Whatsapp Channel Republika