Selasa 19 Nov 2019 23:22 WIB

Film Makmum Cetak Rekor MURI dengan Penonton Terbanyak

Film Makmum raih rekor MURI untuk kategori penonton terbanyak di Malaysia.

Rep: Umi Soliha/ Red: Nora Azizah
Wakil Direktur MURI Osman Semesta Soesilo  saat menyerahkan rekor MURI kepada produser film Makmum dari Dee Company, Dheeraj Kalwani. Film tersebut menjadi film Indonesia pertama yang meraih jumlah penonton tertinggi di Malaysia, di Gedung MD Place, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (19/11).
Foto: Republika/Umi Soliha
Wakil Direktur MURI Osman Semesta Soesilo saat menyerahkan rekor MURI kepada produser film Makmum dari Dee Company, Dheeraj Kalwani. Film tersebut menjadi film Indonesia pertama yang meraih jumlah penonton tertinggi di Malaysia, di Gedung MD Place, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film 'Makmum' masuk dalam daftar box office di Malaysia periode 2018-2019. Film yang dibintangi Titi Kamal ini meraih pendapatan 7,15 juta Ringgit Malaysia atau setara Rp 19,5 miliar.

Kesuksesannya itu membawa 'Makmum' mendapatkan rekor MURI dengan kategori film pertama Indonesia yang meraih penonton terbanyak di luar negeri. 'Makmum' juga mendapat respons positif dari pencinta film di Malaysia.

Baca Juga

"Tiga minggu yang lalu saya  dikabari oleh distributor kami, film 'Makmum' mendapatkan pendapatan 7,15 juta Ringgit Malaysia. Saya kabari Titi, dia syok," kata Produser film 'Makmum' dari Dee Company, Dheeraj Kalwani usai menerima plakat dari MURI di Gedung MD Place, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (19/11).

Ia mengungkapkan, filmnya bisa diterima di Indonesia, Malaysia dan negara lain karena memiliki korelasi dengan budaya setempat. Selain di Malaysia, 'Makmum' juga diputar di Singapura, Brunei Darussalam, dan tentunya di Indonesia.

Dheeraj mengatakan, film 'Makmum' juga mencetak 825 ribu penonton. Hal ini membuat Dee Company terpacu untuk terus membuat film berkualitas.

Meski berhasil mendapatkan penonton di luar negeri, Dheeraj mengaku tetap fokus membidik pasar dalam negeri. Menurutnya, potensi pasar film di Indonesia masih besar meski film Indonesia juga laris di luar negeri.

"Kalau pun kita tayangkan ke luar negeri, kita lihat film tersebut mempunyai hubungan atau tidak dengan negara-negara penayangan," ujar Dheeraj.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement