REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, ada cukup banyak restoran yang berlomba-lomba untuk memberikan pengalaman makan all you can eat dengan harga miring. Kesempatan ini tentu tak akan dilewatkan oleh para pecinta kuliner untuk menyantap makanan sepuasnya.
Bagi sebagian orang, mendatangi restoran all you can eat tanpa makan banyak mungkin akan terasa merugikan. Padahal, makan berlebih juga tidak dianjurkan untuk kesehatan.
"All you can eat itu bukan berarti saya bayar satu juta, saya makan juga mesti kayak satu juta," ungkap pakar gizi Dr dr Tan Shot Yen MHum saat ditemui usai menjadi pembicara dalam talk show di Healthy Street Food Festival 2019, Jakarta.
Tan mengatakan m tak sedikit orang yang mendatangi restoran all you can eat lebih mengutamakan menyantap daging dan nasi dalam jumlah besar. Menu-menu sayuran, menurut Tan, sering kali dinomorduakan atau bahkan tak disentuh sama sekali.
"Nggak mau rugi kan, makannya daging semua, makannya nggak berimbang," papar Tan.
Tan mengatakan, agar kesehatan tetap terjaga saat bersantap di restoran all you can eat, pecinta kuliner tetep harus menyantap menu makanan yang seimbang gizi. Pecinta kuliner disarankan untuk memilih menu makanan yang bervariasi dan mengatur porsi makanan yang akan disantap sesuai panduan 'Isi Piringku' dari Kementerian Kesehatan RI.
Menurut panduan 'Isi Piringku', setengah bagian piring perlu diisi dengan makanan pokok serta lauk pauk. Pembagian porsinya adalah dua per tiga untuk makanan pokok seperti nasi atau umbi-umbian dan sepertiga lainnya untuk lauk pauk.
Setengah bagian piring lainnya perlu diisi dengan sayuran dan buah-buahan. Pembagian porsinya adalah dua per tiga sayuran dan sepertiga buah-buahan.
"Tentu Anda boleh memakan apa saja, tapi dengan ukuran (porsi) yang secukupnya dan selalu dengan menu yang beragam," kata Tan.