Sabtu 16 Nov 2019 13:47 WIB

Kepulauan Faroe Kembali Tutup untuk Wisatawan 2020

Kepulauan Faroe masih terbuka untuk sukarelawan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Air terjun Bøssdalsfossur di Kepulauan Faroe
Air terjun Bøssdalsfossur di Kepulauan Faroe

REPUBLIKA.CO.ID, TORSHAVN -- Bertambah kembali daftar tempat wisata yang akan ditutup untuk pengunjung datang. Kali ini Kepulauan Faroe, sekelompok pulau otonom yang terletak antara Islandia dan Norwegia yang ada di bawah yurisdiksi Denmark,tutup pada 2020.

"Bagi kami, pariwisata tidak semua tentang angka," ucap Direktur di Visit Faroe Islands Guorio Hojgaard.

Menurut data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa ibukota Kepulauan Faroe, Torshavn, memiliki populasi sekitar 13 ribu. Menurut otoritas pariwisata Faroes, kunjungan ke negara itu telah meningkat 10 persen selama beberapa tahun terakhir.

Tempat ini memiliki masalah dengan pemeliharaan yang terganggu akibat ulah wisatawan. Untuk itu pengelola mencoba Mencari cara inovatif untuk merawat rumah dan menyambut pengunjung pada saat yang sama.

Pemberitahuan resmi di situs web pariwisata nasional pulau itu berbunyi 'ditutup untuk pemeliharaan, terbuka untuk kesukarelaan'. Artinya, tempat ini akan tutup untuk wisatawan yang berlibur, tetapi, bisa dikunjungi oleh orang luar daerah untuk membantu perawatan.

Mengikuti skema percontohan yang berhasil tahun ini, negara ini telah membuat keputusan untuk 'menutup' tempat wisata utama dan atraksi selama akhir pekan 16-17 April 2020. Hotel akan dibuka dan penerbangan tetap berjalan.

Namun, orang luar yang ingin mengunjungi Faroes selama akhir pekan itu dapat mendaftar untuk membantu mengurus kepulauan tersebut. Pulau-pulau itu mencari 100 relawan untuk datang ke negara itu untuk membantu upaya pemeliharaan.

"Kami menyambut pengunjung ke pulau-pulau itu setiap tahun, tetapi kami juga memiliki tanggung jawab terhadap komunitas kami dan lingkungan kami yang indah, dan tujuan kami adalah untuk melestarikan dan melindungi pulau-pulau itu, memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab," kata Hojgaard.

Gelombang pertama sukarelawan termasuk wisatawan dari Meksiko, Israel, Australia, China dan Amerika Serikat. Hojgaard mengatakan, begitu mengejutkan popularitas sukarelawan akhir pekan pada 2019 berhasil menarik minat orang luar. Untuk itu, Faroes akan mengulang acara tersebut setiap tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement