Jumat 15 Nov 2019 17:47 WIB

Lombok, Contoh Sukses Pengembangan Wisata Halal

Indonesia fokus pada 10 destinasi prioritas wisata halal.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Wisata halal.
Foto: Republika.co.id
Wisata halal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) dan CEO Sofyan Corp Riyanto Sofyan mengatakan sektor pariwisata dapat menjadi lokomotif penggerak ekonomi yang efektif. Berdasarkan data WTO, kata Riyanto, terdapat 185 jenis usaha yang terkait industri pariwisata, di mana banyak yang berasal dari sektor UMKM.

Riyanto menyebut Pulau Lombok sebagai satu contoh sukses pengembangan wisata halal di Indonesia. Sejak ditetapkan sebagai destinasi wisata halal pada 2015, jumlah kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) di Pulau Seribu Masjid itu meningkat 30 persen dengan total pengeluaran wisman hingga 400 juta dolar AS.

Baca Juga

Capaian ini cukup fantastis jika melihat nilai program pengembangan wisata halal di Lombok yang hanya sebesar lima ribu dolar AS atau sekitar Rp 7 miliar.

"Pendapatan UKM di Lombok langsung meningkat, ada yang dari Rp 1,5 juta menjadi Rp 30 juta sejak wisata halal berkembang di sana," ujar Riyanto saat Indonesia Halal Tourism Conference (IHTC) 2019 bertajuk "Masa Depan Wisata Halal yang Lebih Baik dan Berkelanjutan sebagai Rahmatan lil Alamiin" di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (15/11).

Riyanto menilai, pariwisata merupakan salah satu industri yang memberikan dampak ekonomi relatif cepat dan merata. Mengenai pengembangan wisata halal, Indonesia fokus pada 10 destinasi prioritas wisata halal, seperti Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Ini yang kita galakan, utamanya harus benahi amenitas seperti hotel dan restoran yang bersertifikat halal," kata Riyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement