Jumat 15 Nov 2019 15:04 WIB

Hanya Demam dan Selesma, Jangan Minum Antibiotik!

Demam dan selesma disebabkan oleh serangan virus, pengobatannya tak butuh antibiotik.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Demam (Ilustrasi)
Foto: Health
Demam (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hingga kini, masih banyak orang yang menganggap bahwa antibiotik bisa mempercepat kesembuhan semua penyakit, termasuk ketika demam dan selesma (batuk-pilek) melanda. Padahal, kedua jenis penyakit tersebut diakibatkan oleh virus yang penangannya tidak membutuhkan antibiotik.

Pendiri dan dewan penasihat Yayasan Orang Tua Peduli (YOP), dr Purnamawati Sujud SpA menjelaskan, antibiotik adalah obat yang digunakan untuk melawan infeksi bakteri pada manusia maupun hewan. Antibiotik bekerja untuk melawan bakteri yang ada atau mempersulit pengembangbiakkan bakteri.

Baca Juga

Purnamawati mengungkapkan, penyakit yang diakibatkan oleh infeksi virus, seperti demam atau influenza, umumnya bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan. Ia mengatakan bahwa penggunaan antibiotik untuk penyakit yang bukan disebabkan oleh bakteri merupakan penyalahgunaan antibiotik.

"Alih-alih ingin sembuh cepat malah meningkatkan risiko resistensi antibiotik,” ungkap Purnama dalam seminar Pekan Kesadaran Penggunaan Antibiotik Sedunia di Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (14/11).

Resistensi antibiotik kini menjadi masalah kesehatan global, termasuk di Indonesia. Ketika seseorang menyalahgunakan antibiotik atau menggunakan antibiotik secara tidak bijak, hal itu akan membantu terciptanya bakteri kebal, dengan kemungkinan menyebabkan infeksi baru yang sulit diobati.

Purnamawati mengatakan, jika ingin mengonsumsi obat kala demam, pasien cukup mengonsumsi obat penurun demam saja, tanpa perlu minum antibiotik. Begitupun ketika batuk dan pilek, minum saja obat-obatan pereda flu dan batuk andai diperlukan.

Selain itu, Purnamawati menganjurkan agar orang yang terserang demam dan batuk-pilek  beristirahat dan memperbanyak konsumsi makanan bergizi, sayur, dan buah. 

"Karena penyakit yang terinfeksi virus biasanya akan membaik kurang dari tiga hari," jelas dia.

Kendati demikian, jika demam sudah berlangsung lebih dari tiga hari maka ia mengimbau agar pasien segera memeriksakan diri ke rumah sakit untuk melakukan tes darah di laboratorium. Dengan begitu, bisa diketahui penyebab dari demam yang dialami.

“Jika setelah dicek darah ternyata ada infeksi bakteri, maka pemberian antibiotik bisa efektif. Tentu semuanya atas arahan dokter,” kata Purnamawati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement