Jumat 15 Nov 2019 00:38 WIB

Festival 'Borobudur Writers and Cultural' Kembali Digelar

'Borobudur Writers and Cultural 2019' memperingati jejak keilmiahan karya Zoetmulder.

Rep: Ronald Ricardo (cek n ricek)/ Red: Ronald Ricardo (cek n ricek)
Foto: dokceknricek.com
Foto: dokceknricek.com

CEKNRICEK.COM -- Di usianya yang sewindu (8 tahun), Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) kembali digelar pada pada 21-23 November 2019. Perhelatan digelar di Hotel Tentrem Yogyakarta, kawasan Candi serta Hotel Manohara Borobudur dan Rumah Doa Bukit Rhema atau yang dikenal dengan nama Gereja Ayam, Magelang. 

Prof Dr Toety Heraty Noerhadi Roosseno yang hadir sebagai pembicara, mengatakan festival ini juga akan memperingati jejak keilmiahan karya-karya Zoetmulder dengan mengambil tema Tuhan dan Alam, Membaca Ulang Panteisme - Tantrayana dalam Kakawin dan Manuskrip-manuskrip Kuno Nusantara. "Panteisme adalah tema yang sering diulas oleh Romo Zoetmulder," ujar Dr Toety dalam konferensi pers BWCF 2019 di Cemara 6 Galeri - Museum, Menteng, Jakarta, belum lama ini.

Kurator BWCF 2019, Imam Muhtarom, menjelaskan BWCF 2019 juga akan mengundang berbagai pakar untuk mengupas Panteisme dan Tantrayana di Nusantara.

"Ada Prof Dr Wilem Van Der Molen (Universitas Leiden, Belanda), Prof Dr Toru Aoyoma (Tokyo University of Foreign Studies), Prof Peter Worsley (The University of Sidney, Australia), Prof Dr Abdul Kadir Riyadi (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya), Dr Tommy Christomy (Universitas Indonesia), Dr Lydia Kieven (Friedrich-Wilhelm-Universitat Bonn, Jerman), Hadi Sidomulyo, dan lainnya," kata Imam.

Foto: dokceknricek.com

Baca Juga: Indonesian Art Festival 2019 Bakal Dimeriahkan 100 Stan Pameran

Imam memastikan festival yang akan berlangsung selama dua malam ini juga menghadirkan pentas puisi, monolog, tari dan teater di Rumah Doa Bukit Rhema (Gereja Ayam) dan area terbuka (outdoor) Candi Borobudur dengan kuratorial bertema: Kali Yuga. Menurutnya, mereka yang akan tampil di Gereja Ayam adalah, karya kolaborasi Jefriandi Usman bersama Otto Sidharta, Omar Jusma, Isdaryanto, Yudhi Widdyantoro, dll, karya Cok Sawitri, Jamaluddin Latif, diawali Senja Sastra dengan Kedung Darma Romansha dan Sruti Ayako Nischala (Jepang).

Foto: dokceknricek.com

"Sementara di area terbuka Candi Borobudur akan tampil Fitri Setyaningsih, Suprapto Suryodarmo bersama Sitras Tutup Ngisor, Misbach Bilock dan Kelompok Lahere, serta pembacaan puisi oleh  D. Zamawi Imran," kata Imam.

Imam menjelaskan, acara pembukaan akan diawali dengan penganugerahan Sang Hyang Kamahayanikan Award kepada Prof. Dr. Achadiati Ikram atas dedikasinya melakukan inventarisasi, preservasi, katalogisasi, penelitian, dan publikasi manuskrip Nusantara. "Puncak acara Pembukaan adalah Pidato Kebudayaan oleh Filolog Dr Andrea Acri dari Ecole Pratique des Hautes Etudes, Perancis mengenai Tantrayana di Jawa Kuno," terang Imam. 

BACA JUGA: Cek BUKU & LITERATUR, BeritaTerkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.

Editor: ThomasRizal

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ceknricek.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ceknricek.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement