Rabu 13 Nov 2019 09:09 WIB

Mulai Bisnis di Usia 23 Tahun, Gibran: Bagi Saya Ini Telat

Gibran mulai mendorong adiknya untuk mulai berbisnis di usia yang lebih muda darinya.

Putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.
Foto: Republika/Prayogi
Putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Gibran Rakabuming Raka mendorong anak muda segera merintis usaha untuk memperkaya pengalaman. Meski merintis usaha di usia muda, ia mengimbau jangan takut dibilang tidak berpengalaman.

"Jangan takut dikatain 'cah enom, ora nduwe pengalaman' (anak muda, tidak punya pengalaman). Kalau ada yang mengatakan itu jangan didengerin," katanya saat mengisi Talkshow Bisnis Food and Beverage 2019 di The Sunan Hotel Solo, Selasa (12/11).

Baca Juga

Justru anak muda, katanya, memiliki pola pikir yang lebih cepat. Menurut dia, merasakan kegagalan sedini mungkin baik untuk pelajaran para pengusaha muda.

"Saya memulai usaha saat usia 23 tahun, bagi saya ini sudah telat. Oleh karena itu, saat ini saya sedang mendorong adik saya (Kaesang Pangarep) untuk lebih sukses dari saya," katanya.

Ia mengatakan, lebih tertarik mendorong anak muda karena dari sisi pola pikir, mereka lebih mudah diarahkan dan dibentuk. Selain itu, mereka juga loyal.

"Muda bukan sekadar usia tetapi juga cara berpikir, berkreasi, berinovasi, dan bergerak maju," katanya.

Gibran sendiri saat ini tengah mengembangkan kerajaan bisnisnya di beberapa kota di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah bisnis kuliner Mangkok Ku dan Goola. Selain itu, ia juga tengah menjalankan bisnis rintisan warteg, Wahyoo.

"Wahyoo ini tugasnya merenovasi warteg agar naik kelas, kami mengajari apa itu sanitasi hingga manajemen. Saat ini sudah ada 12.000 warteg yang direnovasi," katanya.

Ia mengatakan, dari beberapa usaha kuliner yang dimilikinya, hanya sebagian kecil yang dijalankan di Kota Solo. Terkait hal itu, ia mempertimbangkan banyak hal.

"Ketika mau mengeksekusi lihat dulu kotanya maju atau tidak, kira-kira bisnis saya nanti jalan atau tidak. Karakter orang di setiap kota tidak sama, jadi 'treatment'-nya juga beda," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement