Rabu 06 Nov 2019 07:47 WIB

Olahan Dendeng dari Daun Singkong Asal Purwakarta

Dendeng tidak hanya bisa dinikmati dari daging sapi, daun juga bisa.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Yudha Manggala P Putra
dendeng daun singkong
Foto: antaranews
dendeng daun singkong

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Mendengar kata dendeng tentu yang terbayang adalah masakan khas Minang yang diolah dari daging sapi. Tapi bagi Chriftylia Firjayanti (32) atau akrab disapa Lia, dendeng tak hanya bisa dinikmati dari daging sapi saja. Lewat ide kreatifnya, Lia menciptakan olahan dendeng yang bahannya dari daun.

Daun singkong dipilih ibu dua anak asal Purwakarta ini menjadi olahan dendeng.  Lia berinovasi membuat kripik dendeng yang bahan bakunya dari daun singkong. Diberi nama Dendeng Daun Singkong Incu Abah, produk UMKM ini menjadi salah satu oleh-oleh khas Purwakarta yang dijajakan di Galeri oleh-oleh Purwakarta di Galeri Menong.

“Awalnya pembuatan itu saat saya tinggal di Pekanbaru saya makan dendeng dibuatnya dari daun singkong juga tapi basah gitu kayak dendeng sapi buat makan berat. Pas saya balik ke Purwakarta saya kepengen lagi tapi karena susah order akhirnya saya nyoba bikin sendiri,” kata Lia saat ditemui Republika di Galeri Menong, Purwakarta, Selasa (5/11).

Ia mengatakan lewat ujicoba rasa dan masakan yang dilakukannya, awalnya ia membuat dendeng daun singkong basah seperti yang dicobanya di Pekanbaru. Masakan ‘coba-cobanya’ pun masih hanya dikonsumsi pribadi untuknya dan keluarga.

Di sini, ide peluang usaha terbesit dari wanita yang pernah mengenyam pendidikan ilmu bisnis ini. Memasarkan makanan basah tentunya akan sulit karena tidak bisa tahan lama. Unik dan kreatif, akhirnya ia menciptakan makanan ringan yakni kripik dendeng daun singkong.

Serupa tapi tak sama, berwarna hijau kehitaman dendeng daun singkong Incu abah bercita rasa layaknya dendeng pada umumnya. Campuran bumbu khas dicampur daun singkong yang diolah, kripik ini menjadi cemilan yang juga enak dimakan bersama nasi.

“Pertama dicobain ke keluarga sendiri, terus ke teman-teman ternyata pada suka. Akhirnya memberanikan diri buat bikin lebih banyak dan dipasarin lebih luas lagi,” ujarnya.

Meskipun masih industri rumahan, proses  pembuatannya juga terbilang tidak mudah. Ada tahapan-tahapan yang dilakukan agar menghasilkan kripik yang renyah dan bumbu meresap. Termasuk tekstur dan warna yang dihasilkan juga melalui proses yang tidak sembarangan. Mulai dari perebusan yang lama layaknya daging sapi hingga penjemuran dan penggorengan.

Pada tahun 2017, dirinya resmi mendaftarkan produknya ke Dinas Kesehatan untuk mendapatkan sertifikat produk Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) sebagai syarat wajib masuk ke galeri milik pemerintah daerah. Dengan bergabung dalam bagian UMKM yang berada di bawah naungan Dinas Koperasi UKM, Perdagangan, dan Perindustrian Kabupaten Purwakarta, pemasaran produknya lebih meluas.

Saat ini, kata dia, dalam satu pekan bersama empat orang karyawannya ia bisa menghasilkan 40 kilogram dendeng daun singkong. Produknya dijual dengan ukuran 100 gram seharga Rp 11 ribu per buah. Tak hanya di Purwakarta, produk ini sudah mempunya pasar tetap di Solo dan Probolinggo. Konsumen dari Sumatera dan sekitar Pulau Jawa juga memesan produk dendeng daun singkong pertama di Purwakarta ini.

Ia pun bersyukur ide kreatifnya ini bisa diterima para pelanggan. Padahal daun singkong biasanya hanya untuk lalapan dan sayur. Daun singkong yang merupakan bahan pangan murah dan cenderung dipandang sebelah mata ternyata bisa mendulang keuntungan.

“Alhamdulillah saya yang tadinya nggak kerja apa-apa sekarang pendapatan bersihnya dari bisnis ini rata-rata Rp 6,5 jutaan perbulannya. Hitung-hitung bantu suami,” ujarnya.

Saat ini, dirinya menjual produknya melalui Galeri Menong dan di bazzar-bazaar. Selain itu dengan salah satu toko ritel juga dirinya bekerjasama untuk ikut memasarkan. Tak hanya secara offline, ia juga menjual melalui media sosial Instagram @dendengincuabah dan beberapa marketplace.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement