REPUBLIKA.CO.ID, BANUDNG -- Memiliki jaminan kesehatan merupakan suatu keberuntungan yang didapat bagi semua orang. Dengan memiliki jaminan kesehatan seperti Program JKN-KIS, masyarakat tidak akan khawatir jika di kemudian hari mengalami sakit. Mereka sudah dijamin oleh program yang diusung oleh BPJS Kesehatan.
Seperti yang dialami oleh Ngadiman (52 tahun). Pria yang kesehariannya menjual mie bakso keliling itu biasa berjualan di sekitaran Kelurahan Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, tepatnya di area ramai seperti sekolah dan TPA. Namun, siapa sangka. Di balik fisiknya yang segar bugar, ada cerita haru ketika dirinya tidak bisa berjualan karena terbaring sakit.
Tepatnya pada Desember 2018, Ngadiman merasakan kaku di kedua tangannya. Tidak hanya itu, bahkan untuk berbicara pun susah. Atas kondisi itu, Ngadiman dibawa berobat ke rumah sakit oleh keluarganya. Setelah diperiksa, ternyata Ngadiman didagnosa terkena stroke ringan.
“Awalnya yang saya rasakan, tangan saya gak bisa ngerasain apa-apa, terus ngomong juga gak bisa,’’ ujarnya.
Ngadiman kaget, karena sebelumnya tidak pernah memiliki riwayat hipertensi atau sakit lainnya yang dapat menyebabkan stroke. Pria itu sempat tidak percaya dengan penyakit itu. Ngadiman juga sempat dirawat di rumah sakit, dan hingga saat ini masih menjalani kontrol rutin untuk penyembuhannya.
Ngadiman beruntung. Dirinya telah terdaftar menjadi peserta JKN-KIS segmen PBI APBN yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah pusat. Dirinya sudah tidak khawatir untuk biaya pengobatan hingga kontrol.
“Saya juga pernah dirawat inap selama empat hari di RS Hasan Sadikin, dan lima hari di RS Advent, dan hingga saat ini pun masih menjalani kontrol rutin. Alhamdulillah, berbekal JKN-KIS dari pemerintah, saya tidak perlu ragu untuk berobat. Semua pelayanan berjalan lancar dan tertib,” paparnya.
Ngadiman tidak henti-henti mengucapkan terima kasih kepada Program JKN-KIS. Dengan bantuan tersebut, dirinya dapat sembuh dan berjualn kembali tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun. Ia menegaskan, bahwa jika dirinya terdaftar sebagai peserta mandiri, hal yang paling utama ia lakukan adalah rutin membayar iuran.
“Jika saya terdaftar sebagai peserta mandiri, saya akan memprioritaskan iuran JKN. Soalnya suatu saat kita pasti membutuhkan. Mending kalau sakitnya seperti flu batuk saja, kalau sakit berat kan susah. Harapannya, JKN tetap berlanjut walau ganti Presiden sekalipun. Manfaatnya sangat terasa untuk masyarakat kecil seperti saya,” ungkapnya