REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisnis kuliner semakin terbuka luas kesempatannya berkat adanya platform pemesanan makan daring. Bisnis kuliner namun tidak mudah. Buktinya tidak sedikit tempat makan yang gulung tikar padahal bisa diakses dengan mudah melalui layanan seperti GrabFood.
Kepala Pemasaran GrabFood dan Bisnis Baru Grab Indonesia, Ichmeralda Rachman, mengatakan 80 persen merchant di GrabFood adalah UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Artinya GrabFood menjadi pilihan bagi para merchant skala kecil hingga menengah dalam memasarkan dagangannya.
Indri Novalestari selaku pemilik Big Bananas mengungkapkan bahwa GrabFood menjadi pilihannya karena memiliki banyak promo dan lebih dekat dengan pelanggan. Dalam kurun waktu dua tahun, Big Bananas telah membuka 25 cabang di Makassar. “Insya Allah dalam waktu dekat ini akan buka juga di Manado,” tambahnya.
Setiap beberapa bulan sekali GrabFood memberikan data kepada merchant berupa data makanan yang sedang populer di kotanya. “GrabFood selalu memberikan data yang lagi happening. Terus juga memberikan saran, bagusnya promo ini, bagusnya naikkan ini, bagusnya menu ini. Jadi memang kita dari merchant juga mendapat masukan,” jelas nya.
Indri juga memberikan tips bagaimana bisa bertahan di bisnis kuliner lewat bantuan jasa antar daring. “Harus bisa baca minat customer ya. Maunya seperti apa, sehingga kita merchant bisa baca yang lagi happening di kota kita. Apa yang customer minati, untuk menyesuaikan dengan pasar,” terangnya.
Lain UMKM, lain pula tips yang diberikan. Erik Susanto selaku pemilik Bebek Kapahiang Babase meberikan tip utuk menjadi berbeda dengan cara menunjukkan kredibilitas. “Kredibilitas datang dari gambar makanan, tidak foto sembarangan. Tampilan profesional juga. Jadi kita buat yakin, untuk rapi di outlet. Karena GrabFood juga sama dengan outlet,” jelas Erik
Erik sampai membuat satu tim untuk menangani kanal penjualan GrabFood. Tujuannya agar bisa fokus untuk melayani pelanggannya.
Selain menunjukkan kredibilitas, Erik juga menambahkan untuk tetap konsisten. Artinya agar pelanggannya dapat kembali lagi ke tempat makanannya. “Exceeding value delivering, artinya melebihi dari apa yang konsumen berikan. Jangan mengurangi,” tambahnya.