REPUBLIKA.CO.ID, TABANAN -- Air Danau Beratan di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali, yang mengalami surut hingga 10 meter sejak Juni 2019. Penyurutan air namun tidak mengurangi kunjungan wisatawan ke kawasan wisata Pura Ulundanu itu.
"Kemarau panjang menyebabkan air Danau Beratan surut sejak lima bulan lalu hingga sekarang. Sehingga kondisi air di sekitar pura itu terlihat kering," kata pengelola objek wisata Ulundanu, Wayan Rastana, di Tabanan, Kamis (31/10).
Meski terlihat kering, katanya, namun para wisatawan masih tetap antusias berswafoto di kawasan objek wisata Ulundanu Beratan, Tabanan itu. "Selain berfoto, para pelancong pun beranjak mendekati area pura Ulundanu untuk menikmati area danau yang mengering itu," katanya.
Bahkan, wisata jelajah danau dengan menggunakan jetski juga masih dilakukan dalam kondisi air yang surut itu.
Wayan Rastana menjelaskan surutnya air Danau Beratan merupakan fenomena tahunan. Namun tahun ini tampaknya kemarau terjadi lebih panjang.
Pelancong yang berada di lokasi tampak suka melihat pemandangan objek wisata yang merupakan perpaduan pemandangan alam dan pura yang berada di tengah danau itu. Danau Beratan merupakan satu dari beberapa danau besar di Pulau Bali dengan kedalaman antara 22 hingga 28 meter dan selama ini menjadi sumber air bagi beberapa kabupaten di Pulau Dewata.
"Pemandangan di sini bagus membuat saya betah diam di sini berlama-lama. Hal ini pun dirasakan oleh keluarga saya, tempatnya enak untuk melepas lelah," ujar wisatawan asal Surabaya, Sekar.
Selain menikmati pemandangan, ia sempat berfoto-foto bersama teman dan keluarga dengan latar belakang pura di tengah danau. "Bagus banget soalnya pemandangannya, sayang untuk dilewatkan. Setelah foto-foto, saya dan teman berkeliling kawasan ini untuk menikmati pemandangan lainnya," katanya.