REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kota Bekasi, Kamaruddin Askar menyatakan, stroke merupakan penyakit mematikan di Indonesia. Ia menerangkan, Lalu, ia menyampaikan, penyebab penyakit stroke palong utama adalah rokok.
"Diharapkan masyarakat sadarlah, jangan merokok lagi karena dampaknya besar banget. Di samping merusak diri sendiri, dia juga membahayakan keluarga dan lingkungannya," kata Kamaruddin saat dikonfirmasi ulang, Rabu (30/10).
Ia pun menyayangkan, kesadaran masyarakat soal rokok masih sangat rendah. Padahal menurutnya, dalam rokok terdapat tar yang merupakan zat yang berbahaya bagi tubuh manusia.
Di sisi lain, bedasarkan data Riskesdas tahun 2018, angka prevalensi stroke berdasarkan diagnosis pada penduduk usia di atas 15 tahun mencapai 10,9. Angka tersebut naik, jika dibandingkan dengan Riskesdas tahun 2013 yang mencapai angka 7.
Dalam Riskesdas tahun 2018, angka prevalensi stroke tertinggi terdapat di Provinsi Kalimantan Timur, 14,7. Sedangkan angka prevalensi terendah berada di Provinsi Papua, 4,1.
Sementara itu, mantan pederita stroke asal Bekasi, Komaruddin Rachmat mengaku, penyakit stroke mengubah kehidupan seseorang 180 derajat. Penyakit itu tidak hanya mengubah kemampuan dan fisik penderita, namun juga menganggu keluarganya.
"Yang diperlukan oleh para penderita stroke adalah semangat dan motivasi. Banyak saya temui mantan penderita stroke, mereka semangat dan sehat, ada yang naik gunung, ada yang bersepeda kemana-mana," kata Komaruddin.
Setelah berhasil sembuh, Komaruddin pun melakukan aksi jalan kaki Bandung-Jakarta. Ia mengaku tak menyangka berhasil melakukan aksi tersebut. "Di perjalanan, saya hanya berdzikir, berserah pada Allah," kata dia.