Selasa 22 Oct 2019 17:00 WIB

Nicholas Saputra Kampanye Kesadaran Iklim Lewat Semesta

Nicholas Saputra mengatakan, film Semesta dijadwalkan tayang di bioskop Januari 2020.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Reiny Dwinanda
Nicholas Saputra
Foto: Republika/Nora Azizah
Nicholas Saputra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisaris PT Talamedia, Nicholas Saputra, mengungkapkan, pihaknya tengah menyiapkan strategi promosi yang tepat bagi film Semesta. Pada November mendatang, film dokumenter yang merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) itu akan ditayangkan dalam festival di Barcelona.

Talamedia juga tengah berkomunikasi dengan penyelenggaraan festival film di berbagai belahan dunia untuk bisa menayangkan Semesta. Setelah ditayangkan di sejumlah festival, Semesta dijadwalkan mulai tayang di layar lebar Indonesia pada Januari 2020.

Baca Juga

"Film ini memang ditargetkan untuk masyarakat umum di perkotaan. Kami akan sangat terbuka dengan komunitas-komunitas untuk menayangkannya," ujar Nicholas di Jakarta, Selasa.

Semesta tersebut telah dibuat sejak Februari lalu. Riset lokasi memakan waktu hingga dua bulan dan pengambilan gambar di tujuh lokasi mulai Februari hingga Juni 2018.

Film Semesta menggambarkan masyarakat, individu, atau keluarga masyarakat daerah dalam menjaga lingkungannya sesuai agama dan kepercayaan yang dianut. Film dokumentar itu diabadikan berdasarkan fakta realita di lapangan.

KLHK telah menandatangani kerja sama dengan PT Talamedia untuk produksi film Semesta sebagai wadah kampanye lingkungan. Direktur Jenderal Pengendalian dan Perubahan Iklim KLHK, Ruandha Agung Sugardiman, mengatakan, film berdurasi 90 menit itu bercerita tentang kearifan lokal di tujuh daerah dalam menjaga kawasan hutan dan lingkungan sekitar. Daerah yang menjadi latar film, yakni Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, Aceh, Yogyakarta, serta Jakarta.

Ruandha menuturkan, pembuatan film itu juga mendapatkan dukungan pendanaan dari Kedutaan Besar Uni Eropa di Jakarta yang memiliki program pencegahan perubahan iklim. Ia menyatakan Semesta merupakan bentuk kampanye untuk meningkatkan kesadaran iklim. 

Menurut Ruandha, kondisi hutan di Indonesia hingga saat ini masih sangat bagus dengan total luas 45 juta hektare hutan primer. Jika diakumulasikan dengan hutan sekunder, total luas hutan nasional mencapai 90 juta hektare.

Film Semesta sekaligus menjadi edukasi kepada dunia bahwa Indonesia sangat memerhatikan kondisi hutan yang dimiliki. "Pohon-pohon kita untuk mencapai diameter 70-80 sentimeter hanya perlu waktu tujuh tahun. Di Swedia, misalnya butuh waktu 100 tahun. Maka itu hutan kita sangat diunggulkan oleh dunia," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement