IBUN, AYOBANDUNG.COM -- Berswafoto sudah menjadi budaya baru bagi masyarakat, terutama kaum milenial. Pemandangan indah biasanya menjadi buruan para pecinta foto seperti mereka.
Kegemaran masyarakat berswafoto kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar Kawah Kamojang untuk mendulang rupiah. Sedikitnya 35 warga dari Kampung Kamojang, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung dan warga dari Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, memanfaatkan lahan milik Perhutani untuk mendirikan usaha kuliner.
Tempat itu berupa warung-warung kecil yang menjajakan beragam camilan. Tersedia sejumlah makanan dan minuman mulai dari kopi, kelapa muda, jagung bakar sampai makanan berat seperti nasi.
AYO BACA : Dua Ekor Elang Ular Dilepasliar ke Hutan Kamojang Garut
Di belakang warung yang kontur tanahnya sedikit curam, warga membangun tempat menarik untuk berswafoto dari bambu-bambu yang disusun rapi. Tempat itu menjadi unik karena berlatar belakang pemandangan hutan yang terkadang dihiasi dengan kabut tipis. Untuk bisa berswafoto di tempat tersebut, pengunjung dikenakan tarif sebesar Rp 3.000 per orang.
Kamojang diketahui merupakan jalan alternatif Bandung-Garut via Majalaya (dari arah Bandung) atau Samarang (dari arah Garut). Reni, salah seorang pedagang setempat mengatakan, tempat tersebut mulai ramai dikunjungi sejak dua tahun terakhir.
AYO BACA : Kawah Kamojang Jadi Lokus Kawasan Pariwisata Sehat
"Sebenarnya sudah dari dulu ada, tapi baru ramai sejak dua atau tiga tahun terakhir," ujarnya.
Menurutnya, setelah jembatan Cukang Monteng dibangun, jalan alternatif tersebut menjadi lebih hidup. Masyarakat kemudian memanfaatkannya untuk usaha berjualan di Wilayah Kamojang.
Lahan milik Perhutani disewa masyarakat sebesar Rp 110.000 per bulan. Di hari biasa, pengunjung memang tak terlalu banyak, tetapi suasananya cukup tenang tak seperti di akhir pekan. "Kalau weekend rame banget. Bisa sampai malam," ucapnya.
AYO BACA : Cukang Monteng Bisa Jadi Jalur Alternatif Bagi Kendaraan Kecil