REPUBLIKA.CO.ID, HANOI — Vietnam dilaporkan telah menarik penayangan film animasi dari DreamWorks, Abominable, secara resmi pada Senin (14/10). Langkah ini dilakukan karena adanya adegan yang menampilkan peta dengan nine-dash line atau garis tarik sembilan di wilayah Laut China Selatan, yang secara sepihak diklaim oleh Pemerintah China atas kepemilikannya.
Dalam peta tersebut, ada garis berbentuk U yang adalah fitur di peta China untuk menggambarkan klaim negara itu atas bentangan luas Laut China Selatan. Termasuk wilayah yang diklaim adalah milik Vietnam, yang selama ini dianggap sebagai landas kontinen dari perairan yang kaya dengan sumber daya itu.
China dan Vietnam telah terlibat dalam konfilk selama berbulan-bulan atas sengketa Laut China Selatan. Secara khusus, hal itu terjadi setelah pada awal Juli lalu, Beijing mengirimkan kapal untuk melakukan survei energi, di wilayah yang berada di teritori Vietnam.
“Kami akan mencabut lisensi film ini,” ujar Wakil Menteri Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Vietnam, Ta Quang Dong, dalam sebuah pernyataan yang dikutip surat kabar Thanh Nien, dilansir Malay Mail, Selasa (15/10).
Abominable adalah film animasi tentang seorang gadis China yang menemukan Yeti atau mahluk mitologi di pegunungan Himalaya berada di atas atap rumahnya. Film ini diproduksi bersama oleh Pearl Studio yang berbasis di Shanghai dan DreamWorks Animation yang dimiliki Comcast dan pertama kali tayang di bioskop Vietnam pada 4 Oktober lalu.
Film ini resmi ditarik penayangannya dari bioskop Vietnam setelah gambar adegan yang dianggap sensitif itu disebarkan oleh banyak orang melalui media sosial. Perintah ini dengan cepat direspons oleh pihak bioskop di negara itu.
Konflik antara China dan Vietnam yang terjadi selama beberapa bulan terakhir telah membuat sejumlah aksi unjuk rasa. Seperti pada Agustus lalu, polisi terpaksa harus membubarkan protes di depan Kantor Kedutaan Besar China di Hanoi setelah operasi kapal survei di perairan Laut China Selatan dilakukan.
Vietnam telah berulang kali menuduh kapal China melanggar kedaulatannya di Laut China Selatan. Negara itu terus menuntut agar China segera memindahkan kapal-kapalnya dari wilayah perairan itu.