Seminggu sudah film Joker (2019) ditayangkan di tanah air. Menurut laporan dari The Hollywood Reporter, Joker sukses meraup US$234 juta atau sekitar Rp3,2 triliun pada pemutaran di pekan perdananya. Di Indonesia sendiri, Joker sukses meraup US$5,9 juta atau sekitar Rp84 miliar. Jika diasumsikan 1 tiket Rp50.000, maka sekitar 1,7 juta masyarakat Indonesia sudah menonton Joker sejak diputar perdana Rabu (2/10) hingga Minggu (6/10).
Jika Anda termasuk dari 1,7 juta penduduk itu, maka silakan melanjutkan membaca artikel ini. Jika tidak, sebaiknya Anda tunda dulu, lantaran artikel ini mengandung spoiler atau bocoran dari film yang dibintangi Joaquin Phoenix itu.
Setelah menyaksikan film Joker, banyak penonton yang terbius dengan aksi Phoenix yang berperan sebagai Arthur Fleck. Bagaimana Phoenix tertawa ala penderita gangguan Pseudobulbar affect (PBA), bagaimana dirinya menari sambil diiringi lagu Frank Sinatra, That’s Life, hingga kutipan-kutipan yang menusuk hati milik Arthur masih terbayang hingga saat ini.
Kata-kata seperti, “ini hanya diriku atau memang di luar sana berubah jadi gila?” atau “aku sebelumnya berpikir hidupku ialah tragedi. Tapi kini kusadari, hidupku adalah komedi” seolah-olah menjadi kutipan bijak yang sedang tren diperbincangkan.
Atau pertanyaan, “apa yang kau dapatkan ketika melewati orang gila kesepian dimana masyarakat mengabaikan dan memperlakukannya seperti sampah? Kau dapat yang kau pantas dapatkan!” seperti diamini oleh para Joker Mania.
Film ini juga masih menyisakan beberapa pertanyaan untuk penonton. Apakah film ini hanya khayalan Arthur semata? Apakah Batman dan Joker benar-benar bersaudara? Atau, apakah film ini memang menceritakan tentang Joker, musuh abadi Batman?
Baca Juga: Kala Joker Tak Bisa Tertawa Lagi
Beberapa fanboy DC sejati hingga orang yang memang awalnya tidak menyukai film dengan tema komik dibuat berdiskusi membahas pertanyaan-pertanyaan di atas. Tak hanya diskusi di sosial media, media-media main stream bahkan ada yang ikut-ikutan terbawa mengangkat kasus ini sebagai berita. Beberapa bahkan ada yang berusaha menjadi hakim yang memutuskan interpretasi film yang paling benar.
Masing-masing berusaha mencari petunjuk yang diharapkan bisa memecahkan pertanyaan. Mulai dari jam yang menunjukkan waktu 11.10, pekerja sosial dan psikiater Arkham yang memiliki perawakan sama, foto Arthur kecil yang mengalami kekerasan oleh pacar ibunya yang sama dengan wajah Bruce kecil, hingga pesan “Menyukai senyummu, T.W” yang tertulis pada belakang foto Penny Fleck muda, Ibu Arthur.
Padahal sang sutradara, Todd Phillips sengaja membiarkan penonton memiliki interpretasi masing-masing. Phillips membiarkan apabila ada penonton yang menilai cerita ini hanya khayalan, Arthur bukanlah Joker ataupun jika cerita ini dianggap hanya salah satu pilihan ganda latar belakang Joker.
“Film ini membutuhkan partisipasi dari penonton. Terserah Anda bagaimana ingin menafsirkannya dan mengalaminya. Saya tidak ingin mengatakan apa yang sebenarnya,” kata Phillips seperti dikutip LA Times.
Beruntung, salah satu pemeran, Brett Cullen tak pelit bicara. Aktor yang berperan sebagai Thomas Wayne, ayah dari Bruce Wayne itu bahkan menjawab pertanyaan krusial yang bisa memecahkan misteri bagian akhir dari film ini. Berbicara kepada The Hollywood Reporter, Cullen menceritakan pandangan sang sutradara terkait karakter ayah Batman itu di versi film ini.
Di versi lainnya, Thomas digambarkan sebagai orang yang baik hati dan sangat sukses, lalu mati. Film ini menggali sisi Thomas Wayne lainnya. Kami mencoba menawarkan ide bahwa ketika Anda seorang pebisnis yang sukses, pasti ada hal yang Anda lakukan dan terkadang hal itu tidak bagus. Seperti memotong leher. Saya pikir versi ini memiliki keunggulan, bahwa dia berdasarkan realita,” ucap Cullen.
Cullen yang juga pernah terlibat sebagai Anggota Kongres di film Batman sebelumnya, The Dark Knight Rises (2012) lalu menjawab pertanyaan yang sudah ditunggu-tunggu para pencinta Batman. Apakah Batman dan Joker bersaudara?
“Saya terkejut ketika membaca twist. Saya bertanya kepada Todd, ‘apa kita akan memainkan cerita ini seperti yang aku pikirkan?’ Todd menjawab, ‘apa alasan Joker begitu membenci Batman?’ Ide bahwa Joker adalah anak haram yang tidak mendapatkan apa pun dari Keluarga Wayne sangat menarik motivasi kebencian sang karakter. Film ini membuat Anda kasihan kepada Arthur, dia kesulitan bersama ibunya dan ibunya berkata, ‘Temuilah Thomas Wayne, dia akan membantu kita. Dia orang baik.’ Itu sangat menyakitkan,” ucap aktor berusia 63 tahun itu.
“Saya bertanya kepada Todd bagaimana hubungan Thomas Wayne dengan Ibu Arthur. Ceritanya ialah Ibu Arthur bekerja di rumah Thomas, dia cantik dan Thomas tertarik padanya, mereka berhubungan intim. Selanjutnya dia berada di rumah sakit jiwa. Dalam pikiran saya, Thomas Wayne yang menaruhnya di sana,” tambah Cullen.
Baca Juga: Kali Ini Kita Bahas Film Yang Lagi Ngehits Joker
Pria asal Texas itu juga tak membantah bahwa Phillips merubah beberapa skrip dan melakukan beberapa pengambilan gambar. Salah satunya adalah pertemuan antara Thomas dengan Arthur di kamar mandi. “Kejadian yang diambil untuk film jauh lebih komedi daripada aslinya yang lebih gelap. Visi dari Todd sangat unik dan saya tidak kaget apabila jika film ini dan Joaquin memenangi Oscar,” ucapnya.
Tak Terpisahkan
Jawaban dari Cullen sebenarnya sudah menjawab tiga pertanyaan utama dari film ini. Meski tak secara eksplisit, Cullen menyiratkan bahwa Arthur memang benar adalah Joker. Jika Arthur adalah anak Thomas Wayne, berarti di dunia versi film ini, Arthur adalah kakak Bruce dari satu ayah, namun berbeda ibu. Seperti yang pencinta Batman ketahui, ibu kandung Bruce adalah Martha, yang tewas ditembak bersamaan dengan Thomas.
Dengan demikian, menurut versi ini, Joker dan Batman sebenarnya adalah kakak beradik. Itu yang membuat keduanya tak terpisahkan. Di versi komik, Joker begitu membenci Batman, tapi tak pernah “tega” membunuh Batman.
Yang sempat Joker lakukan ialah membunuh Jason Todd, Robin kedua yang juga sudah dianggap anak oleh Bruce, seperti yang diceritakan dalam Batman: A Death in the Family (1988). Ini merupakan salah satu cara Joker balas dendam terhadap Batman, lantaran Thomas tak pernah menganggap Arthur sebagai keluarga.
Terkait apakah film ini hanya khayalan, rasanya tak berdasar untuk menyimpulkan kalau jeda layar menjadi hitam (fade to black) antara Joker menari di atas mobil dengan Joker berada di Arkham Asylum lalu menyimpulkan bahwa kisah Arthur hanyalah khayalan semata. Bukankah bisa polisi menangkap Arthur lalu mengirimnya ke rumah sakit jiwa (Arthur dalam keadaan terborgol ketika diwawancarai pskiater).
Baca Juga: Semua Joker
Bukan tidak mungkin juga bahwa adegan di Arkham adalah kontemplasi dari Joker yang mengenang sejarah rivalitasnya dengan Batman, alias kisah di masa depan ketika Bruce sudah menjadi Sang Kesatria Kegelapan, dan Arthur ialah Sang Pangeran Badut. Apalagi lelucon akhir dari Arthur menunjukkan ingatan bahwa Bruce menatap jasad kedua orang tuanya yang ditembak.
Joker mengingat bahwa dialah yang menciptakan Batman. Akan tetapi, Joker bisa muncul lantaran perlakuan dari keluarga Wayne, keluarga Batman itu sendiri. Itulah yang menjadi lelucon yang menurut Joker tidak bisa dimengerti sang psikiater Arkham.
BACA JUGA: Cek Berita SELEBRITI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.