Selasa 15 Oct 2019 01:25 WIB

Joker Raup Penjualan Fantastis di Pekan Pertama

Indonesia termasuk 10 besar dengan jumlah penjualan tiket terbesar untuk film Joker.

Rep: Thomas Rizal (cek n ricek)/ Red: Thomas Rizal (cek n ricek)
Joaquin Phoenix dalam film Joker.
Foto: Warner Bros via AP
Joaquin Phoenix dalam film Joker.

Ceknricek.com -- Joker (2019) dianggap sebagai film yang penuh kontroversi. Beberapa negara bagian di Amerika Serikat bahkan menambah pengamanan ekstra saat minggu perdana peluncuran film garapan Todd Phillips itu, akhir pekan lalu. Meski demikian, tawa Joker tak bisa terbendung. Para penonton tetap berbondong-bondong untuk menonton film yang dibintangi Joaquin Phoenix itu.

Menurut laporan dari The Hollywood Reporter, Joker sukses meraup US$93,5 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun pada pekan pembukaannya di negeri Paman Sam. Sementara di negara-negara lain di seluruh dunia, Joker meraup US$140,5 juta atau sekitar Rp 1,9 triliun. Dengan demikian, secara global Joker membukukan US$234 juta atau sekitar Rp 3,2 triliun.

Selain di AS, film yang masuk kategori rating R (restricted atau terbatas) ini juga sukses menarik perhatian di Korea Selatan. Tercatat, Joker sukses meraup US$16,3 juta pada pekan pembukaan di Negeri Ginseng. Joker juga mendapat pemasukan yang besar di Inggris, dengan jumlah pundi-pundi sebesar US$14,8 juta.

Adapun Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan jumlah penjualan tiket terbesar untuk film ini, yakni sebesar US$5,9 juta atau sekitar Rp 84 miliar. Jumlah yang terbilang besar itu juga disebabkan lantaran Joker ditayangkan dua hari lebih awal ketimbang di Amerika, yakni pada Rabu (2/10).

Secara internasional, Joker telah ditayangkan di 73 negara. Selain empat negara yang telah disebutkan di atas, negara-negara lainnya antara lain Meksiko (dengan pemasukan US$13,1 juta), Rusia (US$10 juta), Brasil (US$7,3 juta), Jepang (US$7 juta), Italia (US$6,8 juta), Australia (US$6,6 juta), Spanyol (US$4,6 juta), India (US%3,9 juta), Taiwan (US$2,9 juta), dan Uni Emirat Arab (US$2,7 juta).

Baca Juga: The Man Who Laughs, Film Bisu Inspirasi Karakter Joker

Angka-angka fenomenal ini sekaligus membuat Warner Bross, produsen film Joker langsung balik modal di pekan perdana penayangan. Disebut-sebut biaya pembuatan film bergenre psychological thriller itu sebesar US$55 juta, belum termasuk biaya pemasaran dan distribusi. Meski demikian, untuk film berdasarkan karakter DC, maka pemasukan Joker di pasar domestik masih kalah dengan Justice League (2017, US$93,8 juta) dan Wonder Woman (US$103 juta).

Joker sukses memecahkan beberapa rekor box office di bulan Oktober. Salah satunya adalah menggeser rekor pemasukan Venom (2018), yang mendapat US$80,3 juta di pasar domestik AS dan US$127,2 juta di pasar internasional. Joker juga memecahkan rekor hari pembukaan di bulan Oktober, sebesar US$39,7 juta.

Tak hanya itu, film ini juga memecahkan rekor Oktober untuk film yang diputar paling banyak di bioskop-bioskop Amerika Utara, sebanyak 4.374 teater, lebih banyak 24 teater dari VenomJoker juga menjadi film dengan pemasukan terbesar di minggu perdana sepanjang karier Joaquin Phoenix, Robert De Niro dan Todd Phillips.

Film terlaris Phoenix sebelumnya adalah Signs (2002, dengan pemasukan di minggu perdana sebesar US$60,1 juta), sementara Phillips ialah Hangover Part II (2011, USD 85,9 juta) sedangkan De Niro adalah Meet the Fockers (2004, USD 46,1 juta).

Pengamanan Ekstra

Film Joker memang berbeda dengan film berbasis serial komik lainnya. Jika film-film DC Universe atau Marvel Universe kebanyakan bertemakan super hero yang menyebarkan optimisme dan kepahlawanan, Joker justru menyebarkan nihilsme lantaran mengangkat Sang Pangeran Badut Kejahatan, julukan Joker sebagai jagoan dalam film ini.

Tak ayal pihak pengamanan di AS sedari jauh hari sudah meningkatkan pengawasan, agar kejadian di tahun 2012, yakni penembakan masal di Teater Aurora, Colorado saat pemutaran perdana The Dark Knight Rises, film DC Universe lainnya tidaklah terulang. Saat itu, James Holmes melakukan penembakan yang menewaskan 12 orang tewas dan 70 orang lainnya luka-luka.

Baca Juga: Joker: Sebuah Kontemplasi Pembenaran Sang Pangeran Badut Kejahatan

Pengamanan ekstra dilakukan di New York, yang membuat para penonton sedikit mengalami ketidaknyamanan. Saat pemutaran perdana di Manhattan Times Square, Jumat (4/10), seorang lelaki muda berteriak suka cita saat adegan pembunuhan, yang membuat beberapa penonton ketakutan dan meninggalkan teater.

Saat pemutaran di California dan Florida, beberapa petugas keamanan juga melakukan sweeping terhadap barang bawaan para penonton. Di Tennessee, pihak teater setempat melarang penggunaan kostum dan topeng Joker. Beberapa teater memberlakukan ketat pemeriksaan KTP penonton, dimana penonton berusia di bawah 17 tahun hanya boleh menonton film apabila ditemani orang tua atau wali dewasa.

Menurut survei PostTrak, hanya 8 persen penonton Joker di AS yang berusia 13-17 tahun. Mayoritas penonton (65 persen) berusia 18-34 tahun. Sebanyak 62 persen penonton ialah laki-laki. Sebagian besar dari penonton adalah Kaukasian (44 persen), diikuti Hispanik (24 persen), Afro-Amerika (16 persen), dan Asia/lainnya (14 persen).

BACA JUGA: Cek Berita SELEBRITI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ceknricek.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ceknricek.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement