Jumat 11 Oct 2019 07:40 WIB

Tip Menjaga Privasi di Dunia Maya

Jaga privasi agar tetap aman berselancar di dunia maya.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Internet. Ilustrasi
Foto: Foxnews
Internet. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Internet memang menawarkan banyak hal menarik. Akan tetapi, ancaman keamanan data privasi tak henti menghantui peselancar dunia maya.

Banyaknya kasus yang menyalahgunakan data pribadi dapat menjadi pelajaran bahwa kehati-hatian sangat diperlukan. Communications Manager Google Indonesia, Feliciana Wienanthan, menjelaskan bahwa ada dua pilar dalam menjaga privasi di dunia maya, yakni pilar kesadaran dan pilar lanjutan.

Baca Juga

Pilar kesadaran menekankan pentingnya menyadari keamanan dan privasi dalam menggunakan internet. Menurut Feliciana, pilar kesadaran harus berdiri terlebih dahulu agar masyarakat sepaham mengenai pelanggaran-pelanggaran dan bentuk pelecehan yang terjadi di dunia maya.

Ia mengungkapkan, masih ada yang belum mengerti batasan privasi. Pengguna internet kerap bingung mana saja yang sebenarnya masuk ke pelanggaran data pribadi dan mana yang bukan.

"Dengan menaikkan kesadaran, maka masyarakat akan sadar mana saja yang harus dijaga,” ungkap Feliciana kepada Republika.co.id, di Google Indonesia, Jakarta Selatan, Kamis (10/10).

Jaga informasi pribadi

Berhati-hati terhadap pesan yang meminta informasi pribadi ketika menggunakan internet. Jangan balas pesan yang mencurigakan dan meminta informasi data pribadi, misalnya nama lengkap, nama ibu, alamat rumah, atau foto KTP, dan bahkan sandi akun email maupun akun bank.

Hati-hati juga terhadap pengguna internet yang membagikan data pribadi orang lain tanpa seizin orang yang bersangkutan.

"Sebaiknya, untuk menjaga privasi dari pengguna lain, kita juga harus meminta izin kepada pemiliknya. Jadi tidak sekadar membagikan," ungkap Feliciana.

Pastikan validitas URL

Ada URL atau link yang mencurigakan? Jangan langsung diklik. Biasanya, para penipu menggunakan alamat URL atau link yang tidak resmi atau bahkan terlihat aneh. Tautan aneh ini juga kerap menanyakan data pribadi pengguna.

Lakukan pelaporan terhadap URL atau link yang mencurigakan. Dengan demikian, kita bisa terhindar dari potensi penipuan, termasuk phising.

"Pastikan URL link yang akan diakses adalah situs yang resmi yang diawali dengan https," kata Feliciana.

Selektif memilih aplikasi

Jangan pasang sembarang aplikasi. Instal aplikasi-aplikasi yang terkonfirmasi dan direkomendasikan saja. Google Play Store memberikan rekomendasi aplikasi yang resmi dengan tanda verified atau terkonfirmasi aman.

Lakukan pembaruan aplikasi

Perbarui software aplikasi tiap kali ada pemutakhiran dari pengembang. Kalau tak ingin repot, atur agar pembaruan berlangsung secara otomatis. Hal itu akan meminimalisir masuknya peretas dengan teknologi yang tak kalah canggih.

"Jadi, kalau hacker sudah punya teknologi canggih sementara aplikasi kita masih belum diperbarui, maka potensi diretas itu akan semakin besar," tutur Feliciana.

Waspadai peniru identitas

Banyak kasus yang terjadi dewasa ini adalah peretas menggunakan nama dan foto, serta identitas seseorang yang kita kenal. Biasanya mereka meminta hal-hal yang aneh dan mencurigakan.

Jangan balas pesan atau klik link apapun yang diberikan. Peniru identitas kerap menggunakan modus klasik, seperti mengirimkan pesan yang meminta uang dengan dalih keadaan darurat atau mengaku sedang terjebak di negeri orang dan tidak bisa pulang.

"Peniru identitas juga kerap mengaku bahwa ponselnya dicuri dan tidak bisa ditelepon,” tutur Feliciana.

Atur privasi

Setiap orang harus memegang kendali terhadap data-datanya di dalam internet, misalnya dalam akun Google. Hal itu bisa dilakukan dengan memasuki pengaturan privasi dalam fitur Google.

Koneksi yang aman

Saat akan berselancar di dunia maya, pilih koneksi yang aman. Jangan masukkan data pribadi seperti sandi akun bank, sandi akun media sosial, atau sandi-sandi lainnya saat menggunakan WiFi publik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement