REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain demeriahkan oleh film–film luar negeri, pada bulan Oktober ini layar bioskop Indonesia akan dimeriahkan oleh banyak film Indonesia, salah satunya film Cinta Itu Buta. Film ini mengisahkan wanita tunanetra (Sandy Aulia) yang kehilangan semangat hidup dan mengurung diri karena kehilangan cintanya.
Namun, semuanya berubah saat Nik (Dodit Mulyanto) hadir dalam hidup Diah dan ia berusaha sekuat tenaga membuat Diah kembali tersenyum. Adegan film ini 95 persen diambil di Busan, Korea Selatan dan lima persen di Indonesia.
"Ini kan film adaptasi, kita ingin buat adaptasi tapi tidak lari terlalu jauh dari film aslinya Kita Kita. Film Kita Kita kan syutingnya di Jepang, kita ambil yang paling mirip lokasinya, yakni Korea," ujar sang sutradara Rachmania Arunita saat jumpa pers di Jakarta Selatan, Senin (7/10)
Rachmania mengatakan, lokasi yang dipilih tak biasa karena mengambil lokasi di pedesaan dan pegunungan. Sementara, Dodit Mulyanto sebagai pemeran utama mengaku tak terlalu kesulitan membangun chemistry dengan lawan mainnya, Shandy Aulia.
“Waktu bangun chemistry aku sama Shandy ngobrol dan makan. Dari situ kita cerita apa pun biar satu visi,” ujarnya.
Ia mengatakan, kesulitannya selama syuting film ini adalah menghafal bahasa Korea dan Inggris. Selain itu, ia mengaku rindu masakan di Indonesia selama 26 hari berada di Korea.
“Biasanya aku syuting cuma lima hari sampai seminggu. Ini di luar negeri selama 26 hari aku nyesal banget nggak bawa bumbu pecel, sambal dari Indonesia. Aku kesiksa makanan yang enak cuma dua jenis saja di Korea,” kata dia.
Film Cinta Itu Buta merupakan film adaptasi dari film Filipina yang berjudul Kita Kita. Film yang digarap oleh Rumah Produksi Timeless Pictures ini siap tayang pada 10 Oktober 2019.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
