Jumat 04 Oct 2019 19:35 WIB

Lindungi Kesehatan Paru dengan Menjaga Daya Tahan Tubuh

Agar paru tetap sehat, lakukan pencegahan terhadap pajanan dan jaga daya tahan tubuh.

Memakai masker saat kabut asap menerjang kawasan Riau (Ilustrasi)
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Memakai masker saat kabut asap menerjang kawasan Riau (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengatakan bahwa menjaga daya tahan tubuh dapat melindungi paru-paru agar tetap sehat. Hal itu juga dapat membantu melindungi paru dari pajanan asap.

"Prinsipnya untuk menjaga paru-paru tetap sehat itu sama saja seperti menjaga diri dari penyakit lain. Pencegahan yang paling penting," kata Ketua Bidang Ilmiah dan Penelitian PDPI, Dr Andika Chandra Putra melalui sambungan telepon kepada Antara di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Andika mengatakan, ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga daya tahan tubuh dalam kaitannya untuk menjaga kesehatan paru. Salah satunya adalah dengan menjaga nutrisi tubuh lewat konsumsi makanan yang bernutrisi, terutama yang mengandung banyak kalori dan protein.

Bagi perokok, Andika mengimbau agar mereka berhenti merokok. Ia mengingatkan bahwa asap rokok menjadi faktor paling dominan yang memengaruhi kesehatan paru.

 

Sementara itu, bagi orang-orang yang tidak merokok, Andika mengimbau agar mereka menjauhi orang-orang yang sedang merokok guna mencegah kemungkinan menjadi perokok pasif. Lingkungan yang memiliki kualitas udara tidak sehat atau terdapat asap juga perlu dihindari.

"Andaikan tidak bisa dihindari, kurangi paparan dengan menggunakan masker," katanya.

Penggunaan masker menjadi cara yang efektif untuk menghindari paparan polutan. Masker apa yang terbaik?

"Masker yang disposible, baik masker bedah atau N95, sehingga risiko paparannya lebih kecil lagi," tuturnya.

Andika juga mengungkapkan bahwa imunisasi sangat baik untuk dilakukan guna menjaga kesehatan paru. Itu sebabnya orang yang hendak berhaji atau umroh divaksinasi.

"Gunanya untuk pencegahan, karena (mereka memiliki) risiko terkena infeksi lebih besar," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement