Jumat 04 Oct 2019 00:45 WIB

Kopi dan Teh Sebelum Tidur tak Pengaruhi Kualitas Tidur

Kafein sama sekali tidak menganggu kualitas tidur.

Rep: Umi Soliha/ Red: Muhammad Hafil
Bubuk kafein murni
Foto: Business Insider
Bubuk kafein murni

REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Peneliti  dari Florida Atlantic University dan Harvard Medical School  melakukan penelitian dengan memantau 785 orang  selama 5.164 malam. Hasil penelitian menunjukkan,  kafein tidak akan mempengaruhi kualitas tidur.

Peneliti kemudian membandingkan konsumsi mereka dengan hasil  sensor jam tangan  yang mencatat durasi tidur peserta, efisiensi tidur dan seberapa cepat mereka bangun setelah tertidur.  Studi ini menemukan, nikotin dan alkohol  mengambil  42 menit total durasi tidur untuk penderita insomnia,  sedangkan kafein sama sekali tidak menganggu kualitas tidur.

Baca Juga

 “Penelitian ini merupakan salah satu pemeriksaan longitudinal terbesar dari asosiasi penggunaan alkohol, kafein, dan nikotin pada malam hari dengan hasil tidur yang diukur secara objektif,” kata salah satu peneliti, kata Dr. Spadola.

Berbicara sebelumnya kepada The Independent, Rabu (4/10), pakar tidur Dr Neil Stanley mendukung temuan penelitian ini. Dia mengklaim, minum kopi sebelum tidur akan membuat Anda tetap terjaga di malam hari adalah mitos.

 

"Beberapa orang sangat sensitif terhadap efek kafein, sehingga mereka menghindari minum minuman yang mengandung kafein terlalu dekat dengan waktu tidur, tetapi tidak ada aturan baku tentang ini, hanya dengarkan tubuh Anda," kata Dr Stanley.

“Bagi sebagian orang efek yang disebabkan oleh kafein jauh lebih rendah dan mungkin tidak memiliki efek sama sekali. Jika Anda minum dua cangkir kopi hitam yang kuat setiap malam selama 40 tahun terakhir dan Anda baru saja mengalami masalah tidur, maka hampir dipastikan penyebabnya  bukan kopi,” imbuhnya.

Awal tahun ini, sebuah studi terpisah menunjukkan, minum sedikitnya dua cangkir kopi sehari dapat meningkatkan harapan hidup hingga dua tahun. Penelitian yang diterbitkan dalam European Journal of Epidemiology, menemukan bahwa konsumsi dua hingga empat cangkir sehari bisa menurunkan risiko kematian  yang disebabkan penyakit tertentu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement