Kamis 03 Oct 2019 01:33 WIB

Mendulang Rupiah dari Koleksi Barang Antik

Barang antik bisa dilihat dari tahun pembuatannya atau melalui stempel aslinya.

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com

BOGOR, AYOBANDUNG.COM -- Memiliki hobi yang bisa menghasilkan uang, merupakan hal yang sangat menyenangkan. Begitulah yang dirasakan oleh Muhammad Ali Mukti. Melalui kesenangannya mengkoleksi barang antik, dia bisa mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

Ali mengatakan barang antik berbeda dengan barang unik. Baginya barang unik belum tentu antik, namun barang antik sudah pasti unik. Hal inilah yang kemudian menjadi alasan Ali gemar mengumpulkan barang antik.

Kakek 84 tahun ini mengaku hobinya mengumpulkan barang-barang antik sudah ada sejak lama yakni ketika dirinya masih berumur 15 tahun. ''Saat itu saya masih SMP, rasanya senang aja lihat-lihat barang antik. Jadi, karena itu, saya kemudian suka mengumpulkan barang-barang antik yang saya temui untuk dikoleksi," ujar Ali, Rabu (3/10/2019).

Setelah koleksi barang antik banyak didapatkan, Ali kemudian membuka sebuah lapak di kawasan Jalan Dewi Sartika untuk menjajakan barang-barang yang dia temui. Sejauh ini lapak yang didirikan Ali sudah bertahan selama 30 tahun.

Menurut Ali, barang antik bisa dilihat dari tahun pembuatannya atau melalui stempel asli yang tertempel pada barang tersebut. Kemudian barang antik juga biasanya sudah tidak lagi diproduksi di pabrik.

“Kalau suatu barang dikatakan antik itu ya dilihat dari usianya atau stempelnya, kemudian barang antik itu sudah pasti sudah tidak lagi di produksi dan sudah tidak lagi ada di toko atau di pasaran,” katanya.

Ragam barang antik yang dijajakan oleh Ali mulai dari piring berumur ratusan tahun, lampu betawi, pedang, keris, samurai, jam antik, hingga perhiasan-perhiasan zaman dulu. Ali mengaku koleksi barang antik miliknya yakni patung eropa berbahan perunggu pernah dijual dengan harga melebihi Rp 1 miliar kepada salah seorang kolektor barang antik.

"Patung-patung Eropa dari bahan perunggu ada yang lebih 1 miliar, cuma sekarang barangnya sudah susah. Ada juga dulu saya pernah jual pusaka keris 1 miliiar. Jualnya ke kolektor, rata-rata memang kolektor yang mencari barang ini, terutama yang sangat antik," katanya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement