Ahad 29 Sep 2019 20:06 WIB

Menengok Rencana Pembangunan Inap Pesisir Kampung Akuarium

Warga Jakarta bakal punya tempat wisata baru. Namanya, Kampung Wisata Inap Pesisir.

Rep: Ronald Ricardo (cek n ricek)/ Red: Ronald Ricardo (cek n ricek)
Sumber: Tribunnews.com
Sumber: Tribunnews.com

Warga Jakarta bakal punya tempat wisata baru. Namanya, Kampung Wisata Inap Pesisir yang berlokasi di Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara.

Rancangan atas destinasi tersebut bahkan telah diterima Pemerintah DKI Jakarta dalam pameran "Ini Kampung" yang diselenggarakan Rujak Center For Urban Studies di Gedung Pasar Ikan, Penjaringan, Sabtu (21/9).

Direktur Eksecutive Rujak Center For Urban Studies Elisa Sutanudjaja mengatakan, pameran ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan International Fields School dan Urban Kampung Conference.

"Pameran ini bercerita soal pentingnya kampung bagi Kota Jakarta. Terutama kampung sebagai urban commons yang kita artikan sebagai ruang komunal bersama. Memamerkan hasil sekolah lapangan selama 2018 dan 2019," kata Elisa.

Sumber: Istimewa

Baca Juga: Pantai Pulorida, Surga Tersembunyi di Cilegon Banten

Salah satu hasil penelitian kelompok Pariwisata dan Cagar Budaya ini adalah program masa depan Kampung yang didesain sebagai Kampung Inap Pesisir. Para wisatawan baik domestik maupun internasional yang datang bisa lebih mengenal lebih dalam nilai-nilai kebudayaan di Kampung Akuarium.

Apalagi, hasil penelitian dari kelompok infrastruktur juga turut mendesain koneksi antar kampung dan lokasi bersejarah lainnya mulai dari Kampung Luar Batang hingga Pelabuhan Sunda Kelapa.

"Tak hanya itu, kami juga turut meneliti berbagai aspek lainnya seperti lingkungan hidup, koperasi dan komunitas. Hasil penelitian ini tentunya akan menjadi usulan bagi Pemerintah DKI Jakarta dalam pembangunan Kampung Akuarium  di masa mendatang," kata Elisa.

Wali Kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko optimis terhadap pembangunan Kampung Akuarium yang diharapkannya mulai berjalan pada Januari 2020 mendatang.

"Saya yakin ini mampu terwujud karena kita semua punya tekad dan keyakinan yang sama. Tentu kita harus melihat bahwa kata-kata 'kampung' itu sudah menjadi sebuah bahasa dunia hari ini. Ya begitu sudah menjadi bahasa dunia yang dikenal, secara dunia otomatis akan mengundang wisatawan untuk datang," katanya.

Sejarah Kampung Akuarium

Kampung Akuarium pada mulanya adalah Laboratorium voor Onderzoek der Zee atau lembaga penelitian laut pemerintah Hindia Belanda, tetapi juga dibuka untuk umum.

Dibuka secara resmi pada 12 Desember 1923, antara lain dihadiri oleh Wakil Presiden Dewan Hindia Belanda Heeren Frijling; Tuan Kindermann – anggota dewan; Tuan Rutgers Direktur Pertanian; Tuan De Man, pejabat ad interim Direktur Pendidikan; Tuan Both Inspektur Pendidikan serta pejabat lain dari bidang kelautan. Tak ketinggalan pembesar lain seperti Major China dan Wali Kota juga hadir.

Menengok Rencana Pembangunan
Sumber: Sketsa

Menurut Dr HC Delsman sebagai Kepala Laboratorium Penelitian Laut, tujuan pendiriannya didasari kekayaan laut dan alam Hindia Belanda sebagai bagian dari penelitian internasional. Untuk urusan ruangan laboratorium didesain oleh Dr. Sunier, termasuk akuarium yang berisi 200 ribu liter air laut.

Dengan adanyan laboratorium ini Batavia kemudian diperhitungkan di jagat ilmu pengetahuan. Di kala itu, Aquarium buka setiap hari dari pukul 08.00 WIB – 12.00 WIB. Harga tiket masuk untuk dewasa 25 sen sedangkan untuk anak-anak dan pribumi 10 sen.

Baca Juga: Menelusuri Sejarah Pulau Edam, Kepulauan Seribu

Bataviaasch Nieuwsblad Edisi 12 Juni 1924, melaporkan, enam bulan setelah Akuarium dibuka, jumlah total pengunjung yang datang ke Aquarium sudah mencapai 36.000 orang, rata-rata 200 orang per hari. Ini belum termasuk karyawisata sekolah. Laboratorium ini sudah memenuhi standar ruang pamer di mana ada kartu informasi dalam bahasa Melayu, Belanda dan Latin.

Pada 4 Maret 1940, ditutup sementara dan mengalami kendala hingga kedatangan Jepang. Banyak bangunan bahkan arsip hilang di masa pendudukan Jepang. Baru pada 29 Desember 1947 dilakukan pembukaan kembali Akuarium secara resmi oleh Direktur Laboratorium Penelitian Laut Dr JBF Hardenberg, dengan koleksi dan fasilitas sebelum perang yang telah dikembalikan seperti sedia kala.

Tahun 1950 jumlah pengunjung tercatat mencapai 4.500 orang. Kunjungan itu terutama dilakukan kaum peneliti, pelajar bahkan pelancong. Buku itu menulis, Aquarium yang buka setiap hari dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB dan dianggap layak masuk ke dalam daftar acara kunjungan ke Jakarta.

Menengok Rencana Pembangunan
Sumber: Tribunnews.com

Menurut sejarahwan JJ Rizal, pada masa masa Gubernur Ali Sadikin, ia mendapat amanah khusus dari Soekarno untuk menjadikan Kampung  Akuarium sebagai sebagai kado terakhir Soekarno yang terbaik bagi Jakarta. Laut adalah aspek yang mengutuhkan Jakarta karena memberi unsur air dari konsep Soekarno bahwa ibu kota harus menjadi wajah muka Indonesia yang disebut tanah air.

Kebanggaan itu diperlihatkan dalam buku Jakarta Membangun yang terbit 1972 dengan menyebut Kampung Akuarium sebagai "tujuan pariwisata kebun binatang laut satu-satunya di Indonesia". Sayangnya, ketika Orde Baru hadir dengan pembangunannya yang masif sebagai bagian dari gelombang "commersial thinking" antara kaum modal dan pemerintah, jadi tak terkendali.

Kejatuhan Kampung Akuarium disusul dengan lenyapnya pantai publik di Jakarta. Laut, pantai yang semula dalam konsep kota Soekarno bagian dari modernisme sosialis, bergeser ke modernisme pasar di bawah cengkeraman kepentingan bisnis dan pasar properti.

Kini, Kampung Akuarium tampaknya bakal segera bersalin rupa. Wilayah yang berlokasi di Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara itu akan disulap menjadi destinasi wisata bernama Kampung Inap Pesisir.

BACA JUGA: Cek Berita AKTIVITAS PRESIDEN, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini. 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ceknricek.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ceknricek.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement