Jumat 27 Sep 2019 00:30 WIB

Pasar Busana Muslim Merambah Wilayah Pelosok

Busana muslim lokal terus berkembang di kawasan Indonesia timur.

Rep: Yuni Arta Sinambela (cek n ricek)/ Red: Yuni Arta Sinambela (cek n ricek)
Foto: Yuni Arta Sinambela/Ceknricek.com
Foto: Yuni Arta Sinambela/Ceknricek.com

Ceknricek.com -- Busana muslim terus merangsek hingga pasar-pasar lokal seluruh pelosok tanah air. Lina Sukijo desainer busana syari, mengatakan pasar busana muslim terus berkembang dari tahun ke tahun.

Setelah menembus pasar internasional, busana muslim lokal terus berkembang di kawasan Indonesia timur. Permintaan bahkan tak pernah berhenti dan terus meningkat dari hari ke hari. 

Banyak dari mereka merasa bangga saat mengenakan brand busana muslim buatan lokal. ''Berkembang banget. Kami bangga karena pasar busana muslim nasional terus berkembang sampai ke daerah. Pengiriman ke wilayah Indonesia Timur terus tumbuh,” kata Lina dalam acara talkshow bertajuk "How to Get Loyal Customers",  di Gandaria, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Foto: Yuni Arta Sinambela/Ceknricek.com

Ia menambahkan, desain-desain yang dihadirkan untuk kawasan timur memang berbeda dengan busana syari lainnya. Teristimewa dalam segi kualitas.

“Kalau saya lebih mementingkan kualitas. Sementara orang memberikan harga murah, saya harga bagus tapi kualitas pas. Desain saya tidak terlihat lebar atau besar. Saya buatkan yang slim atau kecil dan siluet tinggi," ujarnya. 

Kini, Lina telah memiliki tiga tempat produksi, yakni di Batam, Bandung, dan Pekalongan. Selain di Indonesia, Lina juga memiliki beberapa reseller luar negeri seperti di Cina dan Vietnam.

Untuk pasar Timur Tengah, ia mengaku masih sering kewalahan karena permintaan pasar sangat melimpah. "Permintaan pasar Timur Tengah banyak. Saya belum sanggup membuat sampai ribuan. Seperti ekspor juga urusannya banyak. Jadi, paling reseller yang jual ke sana," kata Lina.

Pasar Timur Tengah

Pernyataan Lina selaras dengan data Kementerian Perindustrian. Industri busana muslim di Indonesia memang terus naik seiring semakin luasnya pasar komoditas fesyen tersebut dan meningkatnya jumlah penduduk muslim di dunia. 

Kemenperin mencatat, nilai ekspor produk fesyen nasional pada 2017 mencapai US$13,29 miliar. Angkanya naik sebesar 8,7 persen dibanding tahun sebelumnya. 

Kemenperin bahkan menargetkan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim di dunia pada 2020. Hal ini sangat beralasan karena saat ini Indonesia menempati peringkat lima besar dari negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) sebagai pengekspor fesyen muslim terbesar di dunia, setelah Bangladesh, Turki, Maroko, dan Pakistan.

Global Islamic Economy memprediksi pertumbuhan pasar fesyen muslim dunia pada 2020 akan mencapai US$327 miliar. “Oleh karena itu, kami terus mendorong para pelaku industri fesyen muslim dan para desainer di Indonesia untuk terus berinovasi dan meningkatkan produktivitasnya serta memperkuat brand-nya sehingga mampu menembus pasar ekspor,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat pembukaan Muslim Fashion Festival (Muffest) di Jakarta Convention Center, April lalu.

Menperin optimistis, industri busana muslim di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang sehingga mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap sektor fesyen serta perekonomian nasional. Saat ini, industri busana muslim diproyeksi menyerap tenaga kerja sebanyak 1,1 juta orang dari total 3,8 juta tenaga kerja industri fesyen.

BACA JUGA: Cek Berita SELEBRITI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ceknricek.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ceknricek.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement