REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Festival Film Indonesia (FFI) 2019 telah diluncurkan secara resmi di The Tribata, Jakarta Selatan, Senin (23/9) petang. Malam puncak ajang anugerah insan perfilman itu akan berlangsung pada Desember 2019.
Ketua Komite FFI 2018-2020, Lukman Sardi, menyampaikan sejumlah rangkaian acara menarik pada penyelenggaraan yang sudah menginjak tahun ke-39. Dia menjamin acara dengan sebutan Piala Citra tersebut akan kian meriah.
"Program-program tahun ini mengacu pada keinginan FFI menjamin kualitas film dan membuat engagement dengan masyarakat. Kami ingin menyatakan bahwa FFI bukan hanya milik sineas tetapi milik kita bersama," kata Lukman.
Untuk pertama kalinya sejak penyelenggaraan perdana di tahun 1955, FFI memilih empat figur publik sebagai Duta Piala Citra 2019. Laura Basuki, Tara Basro, Chico Jerikho, dan Gading Marten akan menjadi juru bicara FFI selama penyelenggaraan acara.
Lukman juga menyampaikan program menarik bertajuk "FFI sepanjang MRT". Aktor 48 tahun itu memberi bocoran, jelang malam puncak mendatang akan ada sejumlah film yang diputarkan untuk publik di beberapa titik yang dilalui Moda Raya Terpadu (MRT).
Menurut Lukman, seluruh program FFI tahun ini berusaha sejalan dengan perkembangan film di era digital, termasuk menjangkau generasi milenial. Dengan demikian, pemahaman penonton muda dan literasi masyarakat mengenai film terus membaik.
"FFI ingin turut berperan meningkatkan kualitas film Indonesia, supaya masyarakat Indonesia dan kalangan milenial semakin dekat dan mencintai film," ucapnya.
FFI 2019 merupakan kolaborasi Komite FFI, Badan Perfiman Indonesia (BPI), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI, dengan dukungan dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Direktur Jenderal Kebudayaan di Kemdikbud RI, Hilmar Farid, berharap FFI tahun ini semakin solid dan menjaring film berkualitas.
"Film adalah karya yang mengingatkan bahwa Indonesia sangat beragam dalam persatuan, bahwa kita adalah bangsa yang unik. Semoga bukan sekadar malam anugerah tetapi FFI juga menjadi penanda kebebasan berkarya dan keragaman kita," kata Hilmar.