REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika meminta relawan dan masyarakat mewaspadai turunnya hujan di wilayah dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Air hujan tersebut dapat berbahaya bagi kesehatan kulit orang yang kulitnya sensitif.
"Ketika ada hujan, bukan berarti bisa berpesta, karena hujan yang membersihkan asap itu sangat berbahaya," kata Kasubdit Analisis Informasi Iklim BMKG Adi Ripaldi di Humanity Distribution Center (HDC) ACT di Gunung Sindur, Bogor, Senin.
Adi mengatakan, hujan tersebut memiliki tingkat keasaman yang tinggi sehingga akan menyebabkan gatal-gatal bagi orang yang berkulit sensitif. Ia menyarankan mereka yang rentan tidak bersinggungan secara langsung dengan air hujan bilamana terjadi hujan di wilayah terdampak karhutla.
"Beberapa orang yang kulitnya sensitif, pasti timbul gatal-gatal. Kalau dipakai untuk mencuci muka juga bisa membuat iritasi buat mata kita," kata dia.
Bagi orang berkulit sensitif yang terkena air hujan di wilayah karhutla, Adi menyarankan untuk membasuhnya dengan air biasa. Selain tidak sehat bagi kulit, ia juga mengatakan bahwa tingkat keasaman hujan yang terjadi di wilayah terdampak karhutla juga tidak baik untuk pertumbuhan tanaman.
"Tanaman pun tidak akan bagus akibat dari campuran debu atau partikulat hujan yang terjadi di karhutla," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Adi juga mengatakan meskipun fluktuatif, tingkat kualitas udara di wilayah karhutla sudah dalam kategori sangat berbahaya. Oleh karena itu, ia mengimbau relawan dan masyarakat untuk benar-benar berhati-hati dan sebisa mungkin menghindari paparan langsung udara di tempat terbuka.