Sabtu 21 Sep 2019 19:30 WIB

Ibu Berperan Upayakan Kesehatan Keluarga

Gerakan pola hidup sehat harus dimulai dari diri sendiri agar jadi bangsa produktif.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Friska Yolanda
Ibu rumah tangga/ilustrasi
Foto: stapletonion.com
Ibu rumah tangga/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek mengatakan ibu dalam rumah tangga memiliki peran lebih banyak dalam mengupayakan kesehatan keluarga. Maka dari itu, ibu perlu memahami asupan gizi yang disajikan setiap hari.

Menurut Nila, selain mengupayakan kesehatan, seorang ibu juga harus memberikan pola asuh yang tepat pada anak.

Baca Juga

"Titip, ibu-ibu sebagai penyuluh keluarga sehat, ibu harus memberikan pola asuh yang tepat bagi anak-anaknya, juga makanan bergizi,” katanya, akhir pekan lalu.

Dalam memilih makanan bergizi, kata Nila, tidak harus yang harganya mahal. Untuk makanan yang mengandung protein misalnya, tidak harus ikan mahal. Banyak ikan dengan harga terjangkau yang mengandung protein.

“Kita bisa memilih (makanan) yang murah tapi mengandung protein seperti ikan. Ibu harus mengerti bagaimana menjaga kesehatan anak kemudian menjaga diri sendiri dan menjaga kesehatan keluarga,” ujarnya.

Tak hanya ibu, Nila berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menerapkan pola hidup sehat. Masyarakat harus sehat dimulai dari diri sendiri agar jadi bangsa produktif.

“Yang harus dilakukan seluruh masyarakat adalah dari bayi sampai tua harus menjaga kesehatan. Itu dilakukan melalui Germas, olahraga minimal 30 menit sehari, makan buah dan sayur, serta cek kesehatan berkala,” katanya.

Nila mengatakan, konsumsi sayur harus ditingkatkan mengingat kurang lebih 90 persen masyarakat Indonesia tidak suka makan sayur. Ia juga mengimbau masyarakat melakukan Germas (gerakan masyarakat untuk hidup sehat), karena dengan itu masyarakat bisa terhindar dari berbagai penyakit.

“Masyarakat kita kurang lebih 20 persen yang mengerti tentang kesehatan. Stunting masih ada, obesitas meningkat, penyakit tidak menular (PTM) meningkat padahal ini bisa dicegah kalau kita mau mengubah pola gaya hidup menjadi sehat,” ujarnya.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kirana Pritasari mengatakan, Germas harus dibudayakan dalam kehidupan masyarakat. Dampak meningkatnya kejadian PTM adalah meningkatnya pembiayaan pelayanan kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah.

“Untuk itu dibutuhkan Germas yang diharapkan mampu mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan. Germas menjadikan masyarakat untuk membudayakan hidup sehat, agar mampu mengubah kebiasaan-kebiasaan atau perilaku tidak sehat,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement