Sabtu 21 Sep 2019 19:00 WIB

Saat Mus 'Nono' Mujiono Ngejazz di Pinggir Rowo

Pertunjukan jazz dikemas dengan menghilangkan kesan mahal.

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Ani Nursalikah
Musisi Mus Mujiono saat tampil dalam Jazz Pinggir Rowo, yang digelar di pinggir Rawaprning, Kelurahan Lodoyong, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jumat (20/9) malam. Penampilan musisi yang akrab disapa Nono ini mampu memukau ratusan penikmat musik jazz di Ambarawa, Salatiga dan Semarang.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Musisi Mus Mujiono saat tampil dalam Jazz Pinggir Rowo, yang digelar di pinggir Rawaprning, Kelurahan Lodoyong, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jumat (20/9) malam. Penampilan musisi yang akrab disapa Nono ini mampu memukau ratusan penikmat musik jazz di Ambarawa, Salatiga dan Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- ‘Dahaga’, kata ini pantas untuk menggambarkan ghirah para penyuka musik jazz kota Ambarawa dan sekitarnya, saat menikmati lantunan tembang musisi Mus Mujiono, Jumat malam (20/9).

Tampil sebagai bintang utama pada hajat "Jazz Pinggir Rowo", musisi yang akrab dengan sapaan Nono ini sedianya hanya akan membawakan paling banyak delapan tembang saat ngejazz di tepi danau Rawapening, Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Namun demi memenuhi hasrat ratusan pemirsa Kota Palagan yang kadung menggelegak, musisi kelahiran Surabaya, 15 Maret 1960 ini pun tak kuasa menolak dan mengalah hingga melantunkan selusin tembang. Dia membawakan tembang hitsnya sendiri dn sejumlah tembang milik musisi lain yang sudah begitu akrab dengan ruang dengar para penggemar genre jazz tersebut.

Maturnuwun nggih, sampun radi serak niki suarane (terima kasih ya, sudah agak serak ini suaranya),” ungkapnya begitu "Tanda-Tanda" atau tembang ketujuh yang dilantunkannya purna.

Namun, tak kurang 250 penggemar yang menikmati sajian musik jazz berkonsep angkringan ini seperti tidak rela jika Nono lekas undur diri dari hadapan mereka. “Lanjut, kapan lagi bisa ketemu,” teriak salah satu penonton.

Pembuktian

Membuka penampilan dengan lagu "Esok kan Masih Ada’" Nono yang malam itu diiringi Mbahro Jazz (komunitas jazz Ambarawa) langsung menyita perhatian dan membuat para penontonya Jazz Pinggir Rowo terpesona. Selain warna vokal yang menjadi pembeda, Nono juga membuka atraksi permainan gitar serta scat singing-nya yang khas saat membawakan lagu yang pernah dipopulerkan oleh almarhum Utha Likumahuwa dari album Untuk Apa Lagi (1990) tersebut.

“Selain yang malam ini ada di sini, lagu 'Esok kan Masih Ada' ini secara khusus juga saya persembahkan untuk teman sekaligus sahabat, Utha Likumahuwa, yang sudah mendahului kita semua,” katanya.

Suasana panggung terbuka yang lumayan dingin pun, menjadi semakin hangat saat ia melantunkan "Mesra" sebagai lagu kedua. Para penonton pun larut saat lagu yang diciptakan Youngky Soewarno untuknya tersebut dibawakan dengan apik.

Seperti tidak sabar menunggu lagu ketiga yang bakal dilantunkan, penonton pun mulai menyuarakan dan meminta Nono menyanyikan "Arti Kehidupan". Namun, ia menjawabnya dengan lagu "Kunyatakan Cinta" ciptaan Candra Darusman sebagai lagu ketiganya.

Berturut- turut, adik dari Buaya Keroncong Mus Mulyadi ini melantunkan tembang "Satu Jam Lagi", "Lestari", dan "Keraguan" yang pernah dipopulerkan Dedy Dhukun dan Dian Pramana Poetra (2D) serta "Tanda-Tanda" di lagu ketujuhnya.

Nono juga menyisipkan lagu "Nothing’s Gonna Change My Love for You", tembang yang dipopulerkan George Benson di lagu kedelapan. Benson merupakan salah satu musisi yang banyak mengilhami gaya bermusiknya. Setelah itu, ia melantunkan tembang "Suara Hati".

Tiga tembang pamungkas yang dibawakan pada pertunjukan Jazz Pinggir Rowo ini, seolah menjadi pembuktian sekaligus puncak atraksi gitarnya dalam genre jazz. Terutama pada tembang "Arti Kehidupan" dan sebuah lagu dari George Benson, Sebagai bentuk penghormatan kepada penonton sepuh, ia juga mempersembahkan "Keroncong Telomoyo" melalui permainan gitar dengan cengkok keroncong yang tak kalah apik. Secara umum, penampilan Nono malam itu benar-benar memanjakan penontonnya.

Selama penampilan, ia juga komunikatif dan juga jamak mengajak para penonton bernyanyi bersama. Hal ini seolah menjadi pembuktian dari pernyataan Nono saat jumpa pers sehari sebelumnya.

Jika jazz, sepanjang tidak terlalu rumit, serta lagu dan liriknya bisa dimengerti tetap akan banyak peminatnya. Hal ini diamini salah satu penonton asal Demak, Aji Satyawan. “Ternyata jazz yang ditawarkan Om Nono, enak juga,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement