Sabtu 21 Sep 2019 10:15 WIB

Malaysia Larang Penayangan Film Hustlers

Terlalu banyak adegan yang harus dipotong, Malaysia akhirnya pilih larang Hustlers.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
 Dalam foto yang dirilis oleh STXfilms tampak Jennifer Lopez (kiri) dan Constance Wu dalam sebuah adegan film
Foto: AP
Dalam foto yang dirilis oleh STXfilms tampak Jennifer Lopez (kiri) dan Constance Wu dalam sebuah adegan film

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR — Malaysia telah melarang penayangan film Hustlers yang dibintangi aktris dan penyanyi asal Amerika Serikat (AS) Jennifer Lopez pada Jumat (20/9). Keputusan ini dikeluarkan karena melihat isi dari film yang mengambil tema tentang penari striptis ini memiliki konten yang sensual atau cabul dan tidak cocok bagi penonton di negara dengan mayoritas Muslim itu.

Hustlers merupakan film yang terinspirasi dari artikel New York Magazine yang menceritakan tentang kisah nyata sekelompok penari striptis di New York. Para penari striptis itu mengambil keuntungan dari para klien mereka yang bekerja di Wall Street. Para penari ini menggunakan taktik kriminal karena kehancuran pasar saham membuat pemasukan di klub tempat mereka bekerja jadi berkurang.

Namun, Badan Sensor Film Malaysia terpaksa harus melarang penayangan Hustlers karena menilai begitu banyak adegan yang harus dipotong. Dengan demikian, hampir tidak ada yang tersisa.

"Film ini mengandung terlalu banyak adegan yang berlebihan, dengan unsur konten cabul dan tidak cocok untuk pemutaran publik," kata ketua Badan Sensor Film Malaysia, Mohamad Zamberi Abdul Aziz dilansir New Strait Times, Sabtu (21/9).

Di antara adegan-adegan vulgar di dalam Hustlers adalah memperlihatkan sejumlah area pribadi perempuan hingga tarian erotis yang jumlahnya terlalu banyak. Bahkan, ada adegan yang melibatkan penggunaan narkotika.

Distributor film Malaysia, Square Box Pictures, telah mengonfirmasi larangan penayangan Hustlers di negara itu dan menyatakan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi.

"Kami sangat meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pengikut, penggemar film, media, dan mitra kami,” demikian pernyataan Square Box Pictures.

Selama ini, sensor atau pemotongan bagian dalam sebuah film sering dilakukan di negara dengan penduduk mayoritas Muslim ini. Pelarangan pemutaran film sepenuhnya juga bukan hal baru untuk film yang dianggap berkaitan dengan subjek yang dianggap sensitif.

Di Malaysia, beberapa film yang telah dilarang untuk tayang beberapa waktu lalu adalah The Shawshank Redemption serta film anak-anak Barney’s Great Adventure. Awal tahun ini, badan sensor negara itu juga memotong adegan gay dalam Rocketman, film musikal yang bercerita tentang kehidupan penyanyi asal Inggris Elton John.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement