REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data Nielsen Digital AD Intel pada Juli 2018 - Juni 2019 menunjukkan bahwa brand masih menaruh porsi yang besar untuk membelanjakan anggaran iklan mereka ke media konvensional seperti televisi, koran atau majalan, serta radio. Selain itu, brand juga mulai melirik media digital untuk membelanjakan anggaran belanja.
Data mengungkapkan bahwa sekitar 79 persen (Rp 130 triliun) belanja iklan brand masih diperuntukkan bagi iklan di media TV dan sekitar 15 persen (Rp 24,3 triliun) untuk iklan di media cetak. Selain itu, iklan di media digital mendapatkan prosi belanja iklan sekitar 6 peren (Rp 9,3 triliun), sedangkan pemasangan iklan di media radio sekitar 1 persen (Rp 1,7 triliun).
"Semua tipe media ini memiliki keunggulan masing-masing," ungkap Executive Director Nielsen Media Hellen Katherina, di Jakarta, belum lama ini.
Media televisi, jelas Hellen, memiliki keunggulan dari segi awareness dan juga jangkauan. Survei menunjukkan bahwa sekitar 94 persen penduduk di Indonesia masih menonton televisi.
"Jangkauan televisi terhadap konsumen, belum ada media (lain) yang bisa kalahkan," lanjut Hellen.
Media cetak seperti koran, majalah, dan tabloid juga memiliki keunggulan tersendiri yang dapat membawa dampak positif bagi brand. Salah satu keunggulan media cetak adalah mampu menampilkan informasi-informasi penting secara detail kepada kosnumen.
Hellen mencontohkan, iklan mobil yang tayang di televisi tidak mungkin dapat menampilkan semua informasi detail seputar spesifikasi mobil tersebut dalam durasi iklan yang singkat. Iklan mobil di televisi lebih berfungsi untuk membentuk citra atau image dari mobil tersebut.
"Penting menyampaikan detailnya, seperti fitur keamanan dan lainnya. Untuk informasi-informasi detail ini, media cetak itu the best medium," lanjut Hellen.
Meski prosi belanja iklan brand di media radio hanya satu persen, media radio juga memiliki keunggulan yang tak kalah menarik. Hellen mengatakan, media radio memiliki peran yang sangat hebat dari segi menggerakkan komunitas.
Siaran-siaran di radio seringkali terasa seperti percakapan yang terjalin dekat antara penyiar dan pendengar. Hal ini memungkinkan terbentuknya hubungan emosional yang kuat antara penyiar dan pendengar.
"Seperti ngobrol sama teman, personal. Ada emotional connection yang mungkin tidak bisa dimiliki media lain," jelas Hellen.
Lebih lanjut, Hellen mengatakan media digital juga memiliki keunggulan yang patut diperhitungkan. Salah satu keunggulan media digital adalah mampu menampilkan iklan dengan ketepatan sasaran yang baik. Pemasangan iklan melalui media digital mampu memasang target konsumen yang sangat spesifik.
"Bisa menarget dengan sangat spesifik berdasarkan browsing history," ungkap Hellen.