Rabu 18 Sep 2019 10:39 WIB

Hindari Membuat Keputusan Saat Lapar

Ternyata rasa lapar berpengaruh ke jenis keputusan yang akan dihasilkan.

Rep: Noer Qomariah K/ Red: Indira Rezkisari
Rasa lapar.
Foto: Flickr
Rasa lapar.

REPUBLIKA.CO.ID, DUNDEE — Penelitian di Inggris baru-baru ini menemukan seseorang tidak boleh membuat keputusan besar ketika merasa lapar. Keputusan yang dibuat saat lapar kemungkinan akan menghasilkan kesepakatan yang buruk.

Penelitian ini dilakukan oleh University of Dundee. Peneliti menganalisa 50 peserta dengan usia rata-rata 21,7 tahun.

Baca Juga

Mereka diberi pertanyaan terkait dengan makanan, uang, dan imbalan lainnya ketika mereka makan dua jam sebelum tes. Kemudian mereka ditanyai lagi dalam keadaan belum makan apapun selama 10 jam.

Peneliti bertanya para peserta apakah mereka lebih memilih salah satu hadiah sekarang. Misalnya seperti sebatang cokelat atau sejumlah uang, atau hadiah yang lebih besar beberapa hari atau pekan kemudian.

Seperti dilansir dari Malay Mail, Rabu (18/9), temuan ini diterbitkan dalam edisi terbaru jurnal Psychonomic Bulletin & Review. Hasilnya, untuk ketiga jenis hadiah yang berbeda, menunjukkan orang-orang menyatakan preferensi yang lebih kuat untuk hadiah yang lebih kecil segera ketika lapar daripada hadiah yang lebih besar.

Lebih khusus lagi, para peneliti menemukan orang-orang biasanya bersedia menunggu selama 35 hari untuk ukuran hadiah dua kali lipat. Namun, waktu tunggu ini menjadi hanya tiga hari ketika mereka lapar.

“Kami ingin tahu apakah berada dalam keadaan lapar memiliki efek spesifik pada bagaimana Anda membuat keputusan hanya terkait dengan makanan atau efek yang lebih luas. Penelitian ini menunjukkan pengambilan keputusan menjadi lebih fokus pada keadaan sekarang ketika orang lapar,” ujar penulis studi Dr Benjamin Vincent.

Peneliti kemudian menemukan ada efek besar yakni preferensi orang-orang bergeser secara dramatis dari jangka panjang ke jangka pendek ketika lapar. “Anda akan meramalkan kelaparan akan mempengaruhi preferensi orang-orang yang berkaitan dengan makanan. Tetapi belum jelas mengapa orang lebih fokus pada hadiah yang sama sekali tidak terkait,” katanya.

Orang-orang pada umumnya tahu ketika mereka lapar seharusnya tidak benar-benar pergi berbelanja makanan. Sebab, Dr Vincent mengungkapkan, mereka lebih cenderung membuat pilihan yang tidak sehat atau hanya memanjakan perut saja.

Contoh lainnya, seorang penasihat bisa saja lebih peduli tentang kepuasan diri sendiri dan mengorbankan masa depan saat membuat keputusan dalam keadaan lapar. “Penelitian kami menunjukkan keadaan lapar bisa berdampak pada jenis keputusan lainnya juga,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement