Selasa 17 Sep 2019 10:01 WIB

Kopi Sumatra Masih Jadi Idola

Biji kopi dari Sumatra banyak digunakan di Starbucks seluruh dunia.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Biji kopi Sumatra di Starbucks.
Foto: Republika/Desy Susilawati
Biji kopi Sumatra di Starbucks.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia merupakan lima negara terbesar penghasil dan eksportir kopi di dunia. Indonesia telah menjadi penghasil kopi terbaik dengan cita rasanya yang khas dan unik.

Jaringan kopi Starbucks juga mengimpor biji kopi dari berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa Barat hingga Sumatra. Biji kopi terbaik yang pernah ada di Starbucks seperti Starbucks Reserve Jawa Barat, Starbucks Reserve Sumatra Blue Batak, Starbucks Reserve Lake Toba, Starbucks Reserve Aged Sumatra, Starbucks Reserve Bali Batur Volcano. Varian terbaru adalah Starbucks Reserve Sulawesi Toraja Sapan Village dan Starbucks Sumatra (medium roast).

Baca Juga

"Starbucks itu kopi Sumatera menjadi favorit. Salah satu perkebunan kopi yang sangat luas atau paling besar di Indonesia itu di Sumatera," ujar Learning and Development, Division Manager Starbucks Indonesia, Mirza Luqman Effendy, di sela acara Mengenal Kopi Indonesia di Starbucks, belum lama ini di Jakarta.

Pulau Sumatra dengan letak geografis berupa bukit barisan tinggi memiliki keunggulan tersendiri, tanahnya yang subur serta curah hujan tinggi menciptakan kondisi yang ideal untuk menanam kopi tipe Arabika. Kopi Sumatra dengan medium roast pertama kalinya dihadirkan di Starbucks.

"Memiliki cita rasa lembut dengan flavor cedar dan earthy, kopi ini begitu pas untuk dinikmati sepanjang hari. Indonesia boleh berbangga karena kopi Sumatra merupakan dasar campuran unggulan untuk kopi di Starbucks," ujarnya.

Sebut saja Holiday Blend, dan Anniversary Blend, ketiga whole bean ini memiliki kandungan biji Sumatra di dalamnya menghasilkan cita rasa yang kuat dan spesial. Hubungan Starbucks dengan Sumatra telah terjalin sejak 48 tahun silam. Bantuan berupa akses air bersih, pembangunan klinik kesehatan, renovasi sekolah hingga pembinaan kepada  kelompok tani diberikan untuk kesejahteraan masyarakat di sana.

Ia menjelaskan 99 persen biji kopi di Starbucks ditanam secara etika dan bertanggung jawab sesuai dengan standar Coffee and  Farming Equity (C.A.F.E) Practices yang mengedepankan empat hal. Yaitu kualitas produk, ekonomi yang berkelanjutan, tanggung jawab sosial, dan lingkungan.

"Selain itu, pendekatan kami di wilayah perkebunan kopi dilakukan secara komprehensif dan holistik," ujarnya.

Melalui Starbucks Farmers Support Center di Brastagi, Sumatra Utara, Starbucks memberikan berbagai sumber daya bagi para petani kopi mulai dari pembinaan hingga fasilitas berkebun. Sehingga mata pencaharian dan kualitas hidup mereka turut sejahtera bersamaan dengan hasil dan kualitas kopi mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement