REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis kesehatan jiwa menyebutkan bahwa laki-laki muda lebih rentan memiliki keinginan bunuh diri daripada perempuan. Dokter kesehatan jiwa dari RSUP Fatmawati dr Dian Pitawati Sp.KJ mengatakan dalam bincang-bincang Kementerian Kesehatan di Jakarta, Senin (9/9), alasan laki-laki menjadi lebih rentan karena cenderung memendam masalah, sementara perempuan dinilai bisa mengungkapkan masalah.
"Ketika seorang perempuan sudah mengalami beban dalam hidupnya, dia cenderung mencari teman untuk sampaikan keluh kesah, kalau laki-laki tidak," kata dokter Dian. Sementara, laki-laki muda memiliki risiko lebih besar untuk melakukan tindakan bunuh diri dibandingkan dengan laki-laki dewasa.
Dian memaparkan, bunuh diri menjadi penyebab kematian nomor 10 bagi laki-laki dewasa. Kemudian, untuk laki-laki muda dalam rentang usia 10-24 tahun, bunuh diri menjadi penyebab kematian di urutan dua.
Dilihat dari mudanya usia laki-laki yang berkeinginan bunuh diri, atau usia anak-anak yang masih dalam pola asuh orang tua, dokter Dian mengatakan tingkatan stres pada anak justru datang dari orang tua. "Pola asuh orang tua yang kurang asertif dalam mendidik anak, kurang memberikan pujian, kurang memberikan apresiasi, sehingga anak merasa dirinya tidak berguna dan tidak bisa memberikan suatu penghargaan kepada orang tuanya," kata dia.
Selain itu sikap orang tua yang membanding-bandingkan anaknya dengan anak lain juga membuat anak yang cenderung rapuh akan terlukai perasaannya. Bagi laki-laki yang memasuki usia dewasa muda hingga 24 tahun juga dinilai mudah mengalami depresi apabila cita-cita dan idealismenya tidak tercapai.