Ahad 08 Sep 2019 02:29 WIB

Menikah Bisa Turunkan Risiko Demensia

Selain mengurangi risiko depresi, pernikahan bisa menurunkan risiko demensia.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Bayu Hermawan
Pernikahan (ilustrasi)
Foto: Prayogi/Republika
Pernikahan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernikahan diketahui dapat membawa beberapa manfaat baik bagi kesehatan mental, seperti mengurangi risiko depresi dan stres. Selain itu, pernikahan juga ternyata dapat menurunkan risiko demensia.

Studi yang dilakukan selama 14 tahun menunjukkan bahwa orang-orang yang menikah memiliki risiko demensia yang jauh lebih rendah dibandingkan orang-orang yang sudah bercerai, janda atau duda, serta orang-orang yang tidak menikah. Bila dibandingkan, orang-orang yang sudah bercerai memiliki risiko mengalami demensia dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan orang yang menikah.

Baca Juga

"Ada banyak teori mengapa pernikahan mungkin baik untuk kesehatan secara umum," jelas profesor di bidang sosiologi dari Michigan State University Hui Liu, seperti dilansir WebMD.

Liu mengatakan salah satu teorinya adalah orang-orang yang menikah cenderung memiliki kondisi keuangan yang lebih baik dibandingkan orang-orang yang tidak memiliki pasangan. Akan tetapi, Liu mengatakan faktor ekonomi bukan satu-satunya yang memainkan peran penting.

"Ada manfaat psikologi sosial," ucapnya.

Liu mengatakan perceraian cenderung menyebabkan munculnya stres emosional dan finansial. Kondisi ini dapat berdampak langsung pada kondisi mental, kognitif, maupun fungsi seseorang. Stres dan depresi yang muncul akibat perceraian juga berpotensi untuk memicu timbulnya demensia.

Profesor di bidang sosiologi urban dari University of Chicago Linda Waite mengatakan dukungan emosional merupakan kunci untuk mencegah demensia. Orang-orang yang menikah umumnya mendapatkan dukungan emosional ini melalui hubungan sosial dengan orang-orang baru yang tercipta melalui pasangan masing-masing dan juga melalui rasa memiliki.

"Menikah akan meningkatkan integrasi sosial, yang meningkatkan kesehatan kognitif," tukas Waite.

Waite menambahkan, orang yang menikah memiliki risiko demensia lebih rendah karena mereka selalu berkomunikasi dengan pasangan. Komunikasi yang terjalin ini membawa pengaruh baik bagi satu bagian di otak yang bernama korteks. Seperti diketahui, demensia bisa terjadi ketika fungsi korteks menurun di bawah batas normal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement