Kamis 05 Sep 2019 08:50 WIB

Tiga Kota Asia Tenggara Ini Paling Banyak Dikunjungi Turis

Jumlah kunjungan turis di 200 kota dunia tumbuh 76 persen dalam 10 tahun terakhir.

Salah satu sudut Kota Bangkok. Bangkok menempati urutan teratas kota di dunia yang paling banyak dikunjungi.
Salah satu sudut Kota Bangkok. Bangkok menempati urutan teratas kota di dunia yang paling banyak dikunjungi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut sebuah survei yang dirilis pada Rabu (4/9), ibu Kota Thailand, Bangkok, menyisihkan Paris dan London sebagai kota paling populer di dunia untuk dikunjungi. Ini menjadi berita untuk baik Thailand setelah kekhawatiran atas penurunan kedatangan orang asing.

Dalam laporan peringkat tahunan yang dibuat oleh MasterCard Inc, Bangkok dinobatkan sebagai kota yang paling banyak dikunjungi selama empat tahun berturut-turut, dengan sekitar 22,8 juta pengunjung. Paris dan London berada di peringkat kedua dan ketiga, masing-masing dengan sekitar 19,1 juta kunjungan, disusul oleh Dubai dengan 15,9 juta kunjungan.

Baca Juga

Kota-kota Asia Tenggara lainnya, Singapura dan Kuala Lumpur berada di peringkat keempat dan kelima, berdasarkan penelitian oleh pihak ketiga, analisis kepemilikan, dan data publik di 200 kota tujuan. New York, Istanbul, Tokyo, dan Antalya, Turki, berada di peringkat 10 besar.

Jumlah pengunjung internasional di 200 kota tumbuh 76 persen dalam 10 tahun terakhir.

Meskipun Bangkok sudah lama berjaya di puncak daftar, industri pariwisata Thailand menghadapi angin sakal, dengan penurunan kunjungan sebesar 1,03 persen tahun-ke-tahun pada Mei sebelum pulih untuk tumbuh 0,89 persen pada Juni dari tahun sebelumnya. Pariwisata menyumbang sekitar 12 persen ekonomi Thailand.

Namun, pertumbuhan ekonomi China yang melemah dan kecelakaan kapal tahun lalu menyebabkan penurunan kedatangan orang-orang China di Thailand pada paruh pertama tahun ini. Penurunan jumlah pengunjung dari China sebagian diimbangi oleh kedatangan orang India.

Thailand mengharapkan untuk menyambut dua juta wisatawan India pada 2019, gubernur pada Otoritas Pariwisata Thailand, Yuthasak Supasorn, mengatakan kepada Reuters, seraya menambahkan ini satu tahun lebih awal dari target.

Pada bulan Agustus, pemerintah memperpanjang pengabaian biaya 2.000 baht (sekitar 65 dolar AS) untuk visa- pada-kedatangan bagi wisatawan dari 18 negara termasuk mereka yang datang dari China dan India.

Kelas menengah yang tumbuh dan meningkatnya populasi orang kaya serta meningkatnya maskapai penerbangan berbiaya rendah akan membuat perjalanan lebih mudah diakses, kata Kepala Eksekutif Minor Hotels, Dilip Rajakrier, dalam sebuah email.

"Mengingat hanya kurang dari 10 persen dari total populasi China yang memiliki paspor dewasa ini. Potensi pasar China tidak akan pernah pudar," katanya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement