REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kubah Kupu-kupu dan taman kaktus yang secara teratur disusun di bandara Changi Singapura, telah menjadikan bandara tersebut sebagai bandara terbaik di dunia. Meski indah Changi merupakan salah satu bandara dengan peraturan yang sangat ketat.
Belum lama ini seorang pria ditangkap karena membeli tiket pesawat tapi tidak akan menggunakannya untuk terbang. Sang pria padahal berniat manis, ia membeli tiket semata demi bisa mengantar istrinya masuk ke pesawat.
Pria tersebut tidak memiliki keinginan untuk meninggalkan Singapura biarpun mengantongi tiket pesawat. Kepolisian Singapura ternyata memiliki peraturan terkait larangan penyalahgunaan boarding pass.
"Penumpang yang memasuki area transit dengan boarding pass hanya boleh ada di sana dengan tujuan bepergian ke tujuan berikutnya," demikian penjelasan Kepolisian Singapura lewat Facebook seperti dilansir dari CNN, Rabu (4/9)
Penyalahgunaan boarding pass merupakan pelanggaran di Singapura. Di sana area transit dianggap tempat yang dilindungi.
Siapa pun yang mengakses area gerbang di Changi tanpa bermaksud untuk terbang dapat dituntut berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Infrastruktur Singapura dan didenda hingga 20 ribu dolar Singapura atau 14.300 dolar AS. Ia bahkan bisa dipenjara hingga dua tahun.
Hingga kini, sebanyak 33 orang telah ditangkap berdasarkan undang-undang tersebut sejak awal tahun 2019.
Daya tarik bandara Changi memang jelas, terlebih ketika terminal Jewel baru Changi dibuka pada April lalu. Jewel Changi menjadi berita utama di seluruh dunia, utamanya bagi air terjun dalam ruangan buatan setinggi 40 meter dan merupakan yang tertinggi di dunia.
Selain itu ada juga taman kanopi seluas 14 ribu meter persegi dan juga satu taman dalam ruangan terbesar di Asia. Taman dilengkapi 3.000 pohon dan 60 ribu semak.
Namun kenyamanan tersebut sering disalahgunakan oleh orang-orang, pada 2016 lalu, seorang lelaki Malaysia dipenjara setelah menghabiskan waktunya selama 18 hari di Changi. Tak lama kemudian, ada pasangan yang ditangkap karena memesan tiket fleksibel untuk mendapatkan akses ke pusat perbelanjaan Changi, di mana mereka membeli ponsel.
Sementara itu, banyak penumpang lain diketahui memesan tiket yang dapat dibatalkan sebelum penerbangan lepas landas. Tujuannya tentunya hanya untuk menikmati bandara.