REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Museum Siwalima Provinsi Maluku menampilkan pameran temporer sejarah perjuangan bangsa sebagai upaya memperkenalkan koleksi museum kepada masyarakat.
Kepala Museum Siwalima Provinsi Maluku Jean Saiyadi Ambon, Senin (26/8), menyatakan pameran temporer sejarah dilaksanakan 26 -30 Agustus 2019 guna memperingati HUT RI dan HUT provinsi Maluku ke -74.
Pemeran ini menampilkan data sejarah cengkih dan pala Maluku di masa kolonial, jaman penjajahan, perlawanan kedaerahan, masa pendudukan Jepang, kebangkitan hingga proklamasi kemerdekaan RI.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat kunjungan ke museum, minat peserta didik untuk belajar sejarah sehingga memiliki rasa bangga dan cinta pada Tanah Air.
"Selama ini kunjungan peserta didik ke museum cukup tinggi, tetapi untuk masyarakat umum tidak terlalu meningkat, karena itu diharapkan melalui pameran ini menjadi ajang kunjungan masyarakat ke museum," ujarnya.
Jean menyatakan, Museum Siwalima Ambon Maluku menyimpan 5.347 koleksi benda bersejarah yang terbagi dalam 10 jenis koleksi.
"Sebanyak 5.347 koleksi benda bersejarah tersimpan di ruang koleksi dan pameran museum Siwalima," katanya,
koleksi dibagi dalam 10 jenis yakni geologika atau batu-batuan, biologika atau kerangka hewan, etnografika atau hasil karya budaya manusia, arkeologika meliputi benda-benda peninggalan di masa lalu, historika yang berhubungan dengan sejarah.
Sementara itu Asisten bidang Pemerintahan Setda Maluku Henry Far Far saat membuka kegiatan menyatakan, pameran merupakan media untuk menanamkan nilai-nilai perjuangan dari sejarah bangsa di masa lalu, yang harus diketahui generasi muda sehingga memiliki kesadaran untuk mengisi kemerdekaan.
Melalui pameran ini, perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Maluku mempunyai peran penting dalam proses kemerdekaan karena banyak pejuang Maluku seperti Thomas Matulessy (kapitan Pattimura), Christina Martha Tijahahu, J Leimena, yang turut berjuang untuk melepaskan ikatan penjajahan.