REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Rumah produksi Sony Pictures memutuskan berpisah dengan Marvel Studios untuk penggarapan film Spider-Man di masa mendatang. Putusnya kemitraan antara kedua pihak terjadi karena adanya sejumlah ketidaksepakatan.
Kesuksesan Spider-Man: Far from Home memicu Disney dan Marvel meminta bagian yang lebih besar dari film-film yang akan datang. Sony menolak perpanjangan perjanjian maupun perubahan porsi pembagian yang sudah ada.
Kepala studio film Sony, Tom Rothman, telah mencari titik kompromi dengan Presiden Marvel Kevin Feige selama berbulan-bulan. Hingga kini, tidak ada kesepakatan dan justru mengarah pada berakhirnya kemitraan.
Feige pun tak lagi mendapat izin dari Sony untuk memproduksi film Spider-Man di masa depan. Perpecahan itu kemungkinan besar membuat tokoh Spider-Man yang diperankan Tom Holland menghilang sepenuhnya dari Marvel Cinematic Universe (MCU).
Ketidakhadiran Spider-Man bisa jadi menyebabkan lubang besar dalam kisah pahlawan super Marvel. Pasalnya, akhir film Far From Home justru mengisyaratkan jalan cerita lain yang memosisikan Spider-Man sebagai karakter sentral.
Spider-Man bergabung dalam MCU berkat kesepakatan 2015 antara Sony dan Marvel, menyusul hasil mengecewakan The Amazing Spider-Man 2 rilisan 2014. Dia muncul di film Captain America: Civil War pada 2016 dan sederet judul lain.
Sony telah memiliki hak film untuk karakter Spider-Man sejak 1999, era di mana Marvel tengah bangkit dari kebangkrutan. Selain Spider-Man, Sony memiliki hak untuk karakter Venom dan karakter vampir dari mitos Spider-Man, Morbius.
Awal pekan silam, Sony mengumumkan bahwa Far From Home menjadi film tersukses yang pernah mereka rilis. Film meraup pendapatan 1,109 miliar dolar AS di seluruh dunia, jauh lebih banyak dari Spider-Man: Homecoming (880,2 juta dolar AS).
Film juga melampaui rekor tertinggi Sony yang sebelumnya dipegang sinema Skyfall. Rumah produksi akan merilis ulang Far from Home pada 29 Agustus dengan empat menit cuplikan tambahan, dikutip dari laman Hollywood Reporter.