Senin 19 Aug 2019 15:45 WIB

Kapan Anak Boleh Mulai Dapat Uang Saku?

Diberikan uang saku, anak bisa belajar mengelola keuangan.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Memberi uang saku atau uang jajan anak (ilustrasi).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Memberi uang saku atau uang jajan anak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memiliki uang saku adalah kesempatan bagi anak-anak untuk belajar tentang tanggung jawab keuangan dan pengelolaan uang. Ini adalah cara yang bagus untuk mengajarkan mereka menjadi mandiri, sabar, murah hati, dan menghargai. Namun, kapan anak boleh mulai memegang uang saku sendiri?

Psikolog perilaku Alexius Cheang mengatakan bahwa mengalokasikan uang saku untuk anak-anak adalah langkah penting dalam proses mereka tumbuh dewasa. Anda dapat mulai memberi mereka uang saku sejak usia prasekolah atau sekolah dasar untuk dibelanjakan di kantin atau toko alat tulis.

"Mulai dari kecil itu penting, karena membiarkan mereka menangani uang tunai akan mengajar mereka untuk membedakan nilai berbagai uang kertas dan koin. Berurusan dengan transaksi juga membantu anak-anak meningkatkan kemampuan matematika mereka," jelasnya seperti dilansir laman Star 2.

Alexius menjelaskan, orang tua dapat mulai memberikan uang saku setiap hari ketika buah hatinya masih kecil dan beralih ke mingguan atau bulanan saat mereka bertambah besar. Nominalnya pun dapat disesuaikan secara bertahap.

Mendapatkan uang saku secara rutin, menurut Alexius, dapat memudahkan anak untuk merencanakan anggarannya. Tunjangan ini juga dapat diberikan berdasarkan kebutuhan.

Anak-anak tentunya akan meminta kepada orang tuanya setiap kali mereka kehabisan uang. Ketika itu terjadi, diskusikan permintaan mereka dan ajari mereka tentang perbedaan antara keinginan dan kebutuhan serta strategi anggaran yang tepat.

Jika anak-anak ingin membeli sesuatu yang harganya lebih dari anggaran yang dialokasikan, mereka harus menabung dan mengesampingkan keinginan sesaat. Langkah ini mengajari mereka kontrol diri.

Belajarlah untuk menghasilkan

Masyarakat memang terbelah soal pemberian imbalan kepada anak yang menyelesaikan tugasnya. Sebagian berpendapat, anak harus merampungkan tanggung jawabnya tanpa dibayar, sementara sebagian lain mengatakan bahwa anak-anak boleh saja mendapatkan imbalan.

Di satu sisi, memberikan imbalan dapat mengajarkan bahwa anak-anak perlu berusaha untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Di lain sisi, mereka dapat saja mengabaikan pekerjaan yang harus dilakoninya jika tidak ada konsekuensi selain tidak mendapatkan tunjangan.

Sementara itu, meniadakan imbalan dapat mengajarkan mereka untuk bertanggung jawab sebagai anggota keluarga. Lagi pula, melakukan pekerjaan rumah tangga mengajarkan mereka keterampilan hidup dan bertanggung jawab tanpa mengharapkan imbalan.

Sebagai solusinya, pisahkan imbalan dari tugas rutin, misalnya membuang sampah atau mencuci piring.Tawarkan imbalan untuk melakukan pekerjaan tambahan yang lebih besar dan lebih keras (seperti mencuci mobil), selama tugas-tugas cocok untuk usia mereka.

Bantu menyusun anggaran

Ajari mereka untuk mengalokasikan berapa banyak yang akan mereka belanjakan untuk pembelian segera dan berapa banyak yang disisihkan untuk ditabung. Biarkan mereka membelanjakan, tapi tetapkan batas.

Jangan atur secara detail cara mereka membelanjakan uang sakunya, tapi turun tangan jika itu melanggar aturan Anda. Misalnya ketika anak membelanjakan semua uangnya untuk junk food.

Bersikap tegas dengan jadwal pemberian uang saku. Jika anak meminta uang lagi karena dananya sudah habis, jangan cepat-cepat memberikannya.

Jangan menghukum mereka dengan memotong uang saku. Jika mereka berperilaku tidak pantas, ambil hak istimewa mereka sebagai gantinya, seperti membatasi waktu televisi atau akses Internet.

Praktikkan apa yang Anda ucapkan

Kebiasaan finansial Anda akan memengaruhi anak-anak Anda. Jika Anda biasanya mengeluarkan uang terlalu banyak pada hal-hal yang tidak perlu, mereka akan berpikir bahwa itu adalah perilaku yang dapat diterima.

Orang tua yang berbeda mungkin memiliki preferensi pemberian uang saku yang berbeda pula. Tapi satu hal yang pasti, pendidikan keuangan harus dimulai sejak muda dan membiarkan anak-anak mengelola uang mereka sendiri adalah cara yang baik untuk memulai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement